Reportika|| Kota Bekasi – Isu pelecehan seksual yang diduga dilakukan calon wakil walikota Bekasi, H. Sholihin, sebagaimana ramai diberitakan belakangan ini bisa merontokan elektabilitas paslon no urut 1, Heri Koswara – Sholihin.
Hal itu disampaikan Direktur Riset Indonesian Political Studies (IPS), Arman Salam kepada pers di Jakarta, Minggu (24/11/2024).
Ia menanggapi beredarnya berita sejumlah media online tentang kasus moral yang diduga dilakukan calon wakil walikota yang berpasangan dengan Heri Koswara sebagai calon walikotanya.
Menurut Arman, jika kasus tersebut massif terpublikasikan ke mayoritas warga Kota Bekasa sangat bisa merontokkan elektabilitas, bukan saja personal Sholihin, tapi juga pasangannya, Heri Koswara.
Dari pengalaman melakukan survei selama ini, kata Arman, ada dua isu yang selalu membuat hasil survei meleset. Pertama, money politic, dan kedua tsunami politik.
“Kalau dilihat isunya, kasus moral seperti itu sangat potensial menjadi bahan tsunami politik. Apalagi, jika kasus tersebut diketahui oleh mayoritas publik,” katanya.
Sebab, menurut Arman, salah satu rumus dari isu negatif itu adalah, seberapa orang tahu dan seberapa orang percaya.
“Ini artinya, kalau kasus itu diketahui banyak orang, dan mayoritas orang juga percaya, maka kasus itu akan merusak dan bahkan merontokan elektabilitas seorang kandidat,” tegasnya.
Agar tidak rontok, Arman menyarankan Sholihin untuk segera melakukan klarifikasi atau bantahan kepada publik, jika kasus tersebut memang tidak benar. Bukan malah menghindar dan bungkam.
Seperti diketahui, kasus tersebut bermula dari seorang wanita berinisial IL (53) yang mengaku menjadi korban salah satu pengurus parpol di Kota Bekasi berinisial S yang belakangan disebut-sebut mengarah ke nama Sholihin.
Terkait hal itu, Ketua Tim Pemenangan Bidang Hukum Heri Koswara dan Sholihin, Iqbal Daut Hutapea enggan menanggapi. Pihaknya menegaskan tak akan berasumsi soal dugaan laporan tersebut mengarah ke Sholihin.
“Kami tidak mau bicara asumsi. Tadi dikatakan, ada laporan dari IL ke Sholihin. Sampai detik ini kami tidak menerima laporan sehingga kami tidak mau menduga-duga,” katanya.
Sementara itu, Sholihin sendiri sampai sekarang memilih bersikap diam dan bungkam. Saat dihubungi sejumlah media jelang Debat Kandidat Paslon Walikota Bekasi di TV One, Jumat malam (22/11/2024), Sholihin hanya menyampaikan kalimat singkat: “Sudah ya,” jawabnya singkat dan langsung meninggalkan wartawan.
Sebelumnya, Kuasa hukum korban, Ridwan Anthony Taufan menceritakan kejadian tersebut bermula dari IL menghadiri acara parpol di sebuah hotel di Bekasi. IL pun diminta oleh terduga pelaku untuk memesan kamar hotel.
“Si korban diminta untuk memesan hotel kemudian dan dibayar oleh korban dengan awalnya terduga pelaku bilang ‘bayar dulu hotelnya nanti diganti’ dan hotel itu memang benar diganti oleh terduga pelaku,” jelas Ridwan, Senin (18/11/2024).
Singkat cerita terduga pelaku datang ke kamar, mengajak cengkerama dan langsung melakukan kekerasan seksual secara paksa.
Laporan dari tim kuasa hukum korban, telah disampaikan ke Polda Metro Jaya dengan nomor STTLP/B/6981/XI/2024/SPK/POLDA METRO JAYA pada 16 November 2024.
Sule