Pedagang Eksisting Minta Pemkot Pantau Langsung Kondisi Pasar Kranji Baru

Reportika.co.id || Kota Bekasi – Polemik revitalisasi Pasar Kranji Baru terus mendapat kecaman dari para pedagang sebagai akibat revitalisasi pasar yang tidak kunjung selesai.

 

Sugino selaku ketua pedagang ayam potong Pasar Kranji Baru menegaskan bahwa keluhan pedagang eksisting khususnya pedagang ayam potong yaitu kondisi Tempat Penampungan Sementara (TPS) saat ini atapnya sudah berkarat kalau musim hujan rontok karat-karatnya dan itu sangat berakibat fatal jika karatan itu menempel di daging ayam maka sangat riskan pada kesehatan konsumen nantinya.

 

“Untuk keluhan para pedagang khususnya pedagang ayam potong yaitu pertama kondisi TPS sekarang atapnya sudah pada karat dan kalau musim hujan karatan itu pada rontok selain itu pengunjung pun sekarang sudah pada turun drastis karena karena di jalan pun sekarang banyak pedagang kaki lima sehingga pembeli mau masuk ke TPS pasti malas karena macet ditambah kondisi jalan di dalam TPS pun sangat sempit,” tegas Sugino ketua pedagang Ayam potong Pasar Kranji Baru (09/02/2023).

 

Selanjutnya Sugino meminta Pemerintah Kota Bekasi melalui Disperindag untuk melakukan sidak kelapangan guna mengetahui kondisi ril TPS Pasar Kranji Baru saat ini serta permasalahan revitalisasi yang saat ini sangat merugikan pedagang.

 

“Kami (pedagang) meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk sidak ke lapangan untuk mengetahui kondisi ril TPS dan lihat revitalisasi pasar yang belum mulai dan itu sangat merugikan kami, jelas omset kami turun drastis jika dibandingkan saat kami menempati pasar sebelum dibongkar itu omset kami naik terus tapi ketika revitalisasi yang belum jelas kapan selesainya ini dan kami tempati TPS dengan kondisi seperti ini ya omset kami sekarang turun sekitar kurang lebih 40-50%,” paparnya.

 

“Kami baru serahkan 5 persen, karena pertimbangan saya gimana mau menyerahkan lagi sementara proses pembangunan pun belum ada, saya kwatir karena disini pun sekarang kami sekian lama ketika kita ketahui bersama bahwa pengembang ini saya rasa belum kemampuan untuk membangun gimana kita mau mengasih DP lagi sementara progres pembangunan itu gak ada dan rasa kepercayaan pedagang ke PT. ABB itu sudah gak ada,” sambugnya.

 

Sementara salah satu ketua pedagang eksisting jualan rempah-rempah menyampaikan keluhannya karena keadaan TPS dan omset yang turun drastis.

 

“Kita dipenampungan dua tahun dan kita sangat sedih karena pembeli gak nyampe di belakang terutama akses jalan cuma satu yaitu dari depan. Kita sudah minta solusi agar dari belakang kita minta akses jalan dulunya dijanjikan ada tapi tidak terealisasi,” ucap salah satu pedagang eksisting (09/02/2023).

 

Terkait dengan uang DP dirinya menegaskan bahwa sudah menyerahkan 10% ke pengembang.

 

“Saya sudah serahkan 10 persen, sepengetahuan saya kira-kira pedagang sebagian sudah serahkan 10 persen. Harapan pedagang itu terus terang kami minta agar pasar segera dibangun, kalau pendapatan kami saat menempati TPS ini gak ada seper empatnya jika dibandingkan dengan omset kami dulu saat berjualan di pasar lama dan ini sangat merugikan kami,” tutupnya. (Sule/Gr).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *