Reportika.co.id || Kota Bekasi – Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Kota Bekasi bergejolak. Partai besutan Kaesang Pangarep ini ternyata tidak dalam baik-baik saja di Kota Bekasi.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PSI Kota Bekasi, Reny Agustina Pasaribu angkat bicara menyikapi tudingan kalau dirinya yang selaku Ketua DPC Bekasi Timur telah diberhentikan.
“Selama saya tidak menerima Surat Pemberhentian secara resmi dari DPP bahkan DPW saya menganggap diri saya masih sebagai Ketua DPC PSI Bekasi Timur. Bahkan saya memiliki SK Jabatan. Saya juga heran dengan adanya pemberitaan saya di media bahwa saya diberhentikan kenapa bisa ada peristiwa seperti ini dalam satu Partai? Saya tidak merasa membuat kesalahan di Partai. Tapi kalau saya dituding mencoreng Partai justru saya mau balik bertanya kok bisa menilai begitu, dasar dan alasannya apa?,” tegas Reny Agustina seraya bertanya, Jum’at (17/5/2024) malam.
“Dengan adanya pemberitaan yang viral terkait dugaan oknum PPK dan PPS lalu disebut ada nama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan kenapa saya kemarin datang ke KPU sendirian guna mempertanyakan perihal tersebut itu karena dari hari sebelumnya saya me chat, menjapri Ketua DPD tapi tidak dijawab,” ungkapnya.
“Saya harus ikut berpikir dong sebagai Pengurus PSI Kota Bekasi kalau saya membiarkan hal tersebut berarti saya cuek dan apa pendapat masyarakat terhadap Partai PSI? Yang mana PSI itu adalah saya. Dan orang tau bahwa Reny Agustina adalah orang PSI. Dan saya prihatin dengan kondisi itu sehingga membuat saya bergerak. Kalau saya tidak bergerak berarti saya sama aja, kalau saya diam berarti saya masa bodoh. Lalu salah saya dimana, dimana letak saya mencoreng Partai?,” tegasnya.
Selain ke KPU Kota Bekasi, sambung Reny Agustina, saya juga ke Bawaslu Kota Bekasi mempertanyakan kebenaran perihal tersebut, lalu ke DPP PSI dan juga ke DKPP, semua itu saya lakukan dalam satu hari, itu bentuk dan bukti kecintaan saya terhadap PSI.
“Jujur, awal mulai saya mendapat informasi lewat pemberitaan dimana disebut Ketua kami mengajak para oknum PPK dan PPS liburan ke Bali itu saya kaget. Waduh, kok bisa begini. Bagaimana pun juga kalau keluarga kita ada salah otomatis kita akan merasa sedih dong. Tapi kalau sifatnya Oknum jangan dipukul rata dong. Jangan sampai hanya karena satu orang (Oknum) lalu masyarakat memukul rata kalau semua kader PSI itu begitu. Ini yang saya coba untuk bantah,” ungkapnya.
Tapi kalau hal ini ditangani oleh pihak yang berwenang dalam hal ini Penyelenggara Pemilu kita serahkan. Kita percayakan keputusan di mereka yang memiliki kewenangan.
“Jadi intinya saya hanya bertanya akan kebenaran peristiwa itu sebab siapapun berhak untuk bertanya,” ujarnya.
Reny Agustina pun menyampaikan harapannya ke DPP PSI agar bisa lebih peka mendengar suara akar rumput.
“Pemilu kemarin saya juga salah satu penyumbang suara terbanyak untuk PSI. Saat kampanye saat betul-betul door to door. Saat saya melakukan itu saya mendengarkan bagaimana mereka membutuhkan suatu Partai yang Pro Rakyat yaitu Anti Korupsi dan Anti Intoleransi. Jadi, dengan adanya peristiwa tersebut saya merasa itu kurang layak. Apalagi disitu ada oknum PPK, KPPS dan Komisioner. Kalau urusan pribadi ya sah-sah saja, tapi disitu ada menyebut nama PSI dan juga perhelatan Pemilu,” pungkasnya.
Sule