Reportika.co.id || Kota Bekasi – Warga Ciketing Udik belum siap adanya pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di wilayah Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi.
Dalam pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di wilayah ini, Warga menyuarakan kekhawatiran terkait potensi hilangnya ruang terbuka hijau akibat proyek ini.
Dan belum ada sosialisasi yang di lakukan oleh pemkot Bekasi dan investor yang menjadi mitra Pemkot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah yang nantinya berada di kawasan pemukiman Rukun Warga (RW) 04.
“Ketika kami berbicara dengan sejumlah warga, banyak dari mereka menyatakan bahwa mereka belum mendapatkan komunikasi dari pemerintah yaitu pemkot dan investor terkait rencana pembangunan PLTS,” tutur RW.
“Mereka merasa bahwa keputusan ini diambil tanpa mempertimbangkan pendapat dan kebutuhan masyarakat setempat,” kata Ketua RW 04 Sarin Sunardi, Sabtu (07/10/2023).
Pemerintah Kota Bekasi dan pihak terkait diharapkan dapat berdialog dengan warga dan mencari solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak terkait proyek tersebut.
Proyek mega besar senilai 1,8 triliun yang dikuasai tiga konsorsium China sebagai pemenang lelang ini, serta perlunya melakukan sosialisasi yang lebih luas kepada masyarakat setempat.
Terkait proyek negeri tirai bambu itu, mereka berharap akan ada upaya lebih besar untuk memastikan bahwa suara mereka didengar dan dipertimbangkan.
“Mereka berharap agar pemkot dapat memperhatikan aspirasi mereka untuk menjaga lingkungan dan keberlanjutan kota,” tambah Sarin.
Sebelumnya, berdasarkan berita acara hasil evaluasi prasyarat teknis proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kota Bekasi, nomor 42.EV.HPT/PP/PLTSA.LH/2023, lelang ini dimenangkan oleh konsorsium asal Tiongkok EEI-MHE-HDI-XHE. Sedangkan konsorsium lokal CMC-ASG-SUS tidak lulus.
(Sule)