Reportika.co.id || Sukabumi, Jabar – Kembali terulang jenis lain dari pungutan liar (pungli) disekolah, kali ini terjadi disalah satu Sekolah Dasar Negeri CBM di Kota Sukabumi, seringnya Pungutan itu beraneka ragam, mulai dari infaq,uang kas bahkan sampai uang kadeudeuh yang peruntukan nya untuk guru yang berpindah tugas,kalau LKS mungkin sudah jelas semua mengetahui bagi siswa diharapkan memilikinya.
Menurut salah satu orang tua siswa sebut saja RN (33) mengutarakan rasa kecewanya kepada reportika.co.id, Semenjak anaknya masuk disekolah di SDN CBM tersebut, pihak sekolah mengatas namakan komite selalu saja ada hal atau agenda kegiatan yang berhubungan dengan penarikan biaya/dana untuk berbagai kegiatan dan keperluan kepada siswa.
Mungkin bagi sebagian wali siswa yang mampu tidak akan keberatan atau komplain, tapi bagi yang ekonominya terbatas bisa saja itu akan menjadi permasalahan baru disaat perekonomian yang saat ini kurang baik.
“Saya pribadi tidak keberatan,tapi seringnya ini yang saya herankan sedangkan disitu telah ada uang kas yang peruntukan nya untuk apa,kalau sedikit-sedikit harus kembali iuran karena yang saya tahu sekolah Negeri itu gratis tidak ada biaya apa-apa lagi tapi ini hampir selalu ada saja pungutan mengatas namakan komite dan bilamana ada kegiatan yang lain,dan apakah tidak difikirkan juga bagi sebagian wali siswa mereka saat ini sedang punya uang atau tidaknya, harusnya kan difikirkan juga sampai kearah sana”,cetusnya.23/08/2023.
Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi pernah memberikan keterangan dan mewanti-wanti kepada pihak sekolah agar tidak menimbulkan polemik dikalangan wali murid sehubungan dengan pungutan apapun bentuknya yang mengatasnamakan komite.
Ditempat terpisah, perwakilan dari Guru Sekolah salah satu SDN CBM di Kota Sukabumi tersebut mengatakan melalui perpesanan WhatsApp, bahwa pihak sekolah tidak tahu mengenai hal tersebut dan itu merupakan musyawarah dari paguyuban/komite, jelasnya.
Dalam hal ini dipertanyakan rapat wali murid yang mana Sehingga diputuskan nominal jumlah yang dibayarkan orang tua siswa.
Sampai berita ini ditayangkan, awak media belum bisa melakukan konfirmasi kepada pihak ketua paguyuban/komite.
Rinto Wahyudi.