Reportika.co.id || Subang – Sangat miris ketika insiden persekusi kerap terjadi di lapangan terhadap jurnalis ketika sedang menjalankan fungsi sosial kontrol dan profesinya sebagai pewarta informasi publik. Rabu (27/07/2022)
Kali ini, seorang wartawan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa oknum saat melakukan konfirmasi dan mengambil gambar sebuah proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang berlokasi di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang diduga bermasalah.
Salah satu awak Media Journal News, Bebeng Adi Martin mengatakan ketika baru saja sampai di lokasi proyek seseorang memerintahkan semua pekerja proyek untuk berhenti bekerja dan diperintahkan menghalau dirinya bersama rekan-rekan sosial kontrol yang lain untuk mendekati proyek tersebut.
“Saat menghampiri kami, dia melarang kami untuk ambil gambar dan sempat mendorong saya, insiden tersebut terjadi sekira Pukul 11.30 WIB,” ungkap Bebeng.(27/07/2022)
Melihat perlakuan yang tidak mengenakan tersebut, Bebeng dan rekannya dari sosial kontrol Sunarto Amrulah (Ato Boeron), sempat beradu argumen dengan para pekerja yang tidak diketahui identitasnya.
“Pak, jangan begitu, Siapa yang melarang kami ambil gambar?,” ucap Ato Boeron berdasarkan bukti video yang di perlihatkannya.
“Melihat situasi yang sedikit memanas, rekan-rekan atau para pekerja proyek tersebut mendekati dan mengelilingi kami,” Tuturnya
“Kami kerja dilindungi undang-undang Pers, Jangan main asal dorong begitu saja, ini kan di ruang publik,” ucap Beben didalam bukti rekaman video insiden tersebut.
Di lain tempat saat di hubungi awak media, Dauscobra salah seorang sosial kontrol mengatakan sangat prihatin atas kejadian tersebut dan berharap insiden serupa tidak terulang di masa mendatang karena jurnalis menjalankan fungsi sosial kontrol.
“Jurnalis atau wartawan dilindungi UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, dalam menjalankan tugasnya, dan apabila seorang jurnalis melanggar kode etik silahkan laporkan ke Dewan Pers sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” tegas Dauscobra.
Saat ini mereka sedang melaporkan insiden tersebut ke Polsek Blanakan dikawal rekan-rakan aktitivis sosial kontrol.
“Saya akan kawal laporan korban persekusi sekaligus akan menjadi saksi karena saya sedang melakukan investigasi bersama saudara Nebeng,” Ucap Ato kepada media.
Di tempat lain, berlokasi di ruang Rapat Mako Polres Subang, sekira Pukul 16:00 WIB, Kapolres Subang AKBP Sumarni, S.H., M.H., menerima audiensi dari Ormas Gival, perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Subang, Perwakikan Ormas Rajawali, beberapa orang insans pers baik lokal Kabupaten Subang maupun perwakilan dari Bandung, terkait proses penyelesaian kasus Persekusi di Desa Mekarwangi, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang.
“Kami dari pihak kepolisian memberikan jaminan keamanan setiap warga negara termasuk jurnalis atau wartawan ketika menjalankan profesi sesuai tupoksinya berdasarkan UU Pers No.40 Tahun 1999 Tentang Pers,” tegas Kapolres Subang yang didampingi Wakapolres Subang, Kabag Ops, Kasat Reskrim, Kapolsek Pagaden dan Bhabinkamtibmas Desa Mekarwangi di hadapan peserta audiensi.
(Bagus)