Reportika.co.id || Limapuluh Kota, Sumbar – Dua tahun lebih menuju tiga tahun Pemerintahan Safari, Safaruddin Dt.Bandaro Rajo dan Rizki Kurniawan Nakasri dari Februari tahun 2021.
Sedikit Pretensi. belum lagi seumur jagung, belum lagi layu dan kering bunga bunga dekorasi “pelaminan” akad pasangan Safari, memutuskan bersimpang jalan.
Tak jelas apa yang membuat perahu Safari retak dipinggir laut, hingga meninggalkan sang Wakil dipinggir pantai, sedangkan Pak Bupati berlayar menompang dan menyewa perahu lain ke tengah laut.
Dirasa ombak akan bersahabat, apalagi saat berpisah angin sepoy menyapa geladak.
Tak disangka, 2 malam lebih sedikit ditengah laut, para kelasi yang tidak cakap rupanya melakukan “pemberontakan” kecil, hingga kapal oleng, kapten…!
Yah..kapal oleng, kelasi kurang cakap, penumpang terpekik, tapi sang kapten masih berusaha menenangkan, kita akan baik baik saja……Makjleb….!
Hal tersebut tergambar pada banyak “prestasi” sudah diukir sehingga setiap pidatonya di DPRD Limapuluh Kota mendapatkan tepuk tangan gegap gempita.
Memang antara eksekutif dan legislatif pada periode ini terlihat sangat mesra. Tapi benarkah semua prestasi itu sudah pantas kita sanjung tinggi-tinggi ? Mari kita bahas secara garis besar pencapaian pemerintah periode sekarang.
1. Satu Rumah Tahfidz/Nagari
Apa kabar dengan Progul ini ? Sudah berapa rumah tahfidz yang didirikan pemerintah ? Jika ada dimana ? Dalam sidang paripurna DPRD bupati pernah menjawab bahwa sudah didirikan puluhan rumah tahfidz baru. Jika itu benar dimana lokasinya. Kita khawatir undangan peresmian diklaim sebagai bagian dari program pemerintah. Sejauh yang kami tau belum ada 1 pun rumah tahfidz di Limapuluh Kota yang didirikan dan dikelola oleh pemkab. Kita memiliki 79 nagari, jika belum ada 1 pun yang didirikan berarti capaian 0 %.
2. Membuka 20.000 Ha Lahan Tidur Untuk Program Swasembada Jagung Pakan
Ini merupakan progul pembangunan ekonomi Limapuluh Kota. Menuju 3 tahun berkuasa sudah berapa ha lahan dibuka ? Jika sudah ada dimana ? Sejauh yang kami tau juga belum ada. Pernah kita dengar jawaban bupati dalam paripurna DPRD mengatakan bahwa sudah dibuka lebih dari 3.000 ha lahan. Pertanyaannya dimana ? Untuk menilai ini maka masyarakat harus tau bahwa yang dimaksud membuka 20.000 ha lahan tidur itu bukanlah sekedar membagikan bibit saja, tapi benar-benar membuka kawasan baru. Namun agar klaim tampak berhasil bupati mengatakan sudah membuka lebih dari 3.000 ha. Padahal itu adalah bantuan bibit yang bersumber dari APBN dan APBD provinsi. Jauh panggang dari api. Jika 0 ha pembukaan lahan baru, berarti capaian progul ini 0 %.
3. Membuka 10 Destinasi Wisata Baru Per Tahun
Ini progul pembangunan ekonomi juga. Dua tahun berkuasa seharusnya sudah 20 destinasi baru dibangun. Sudah berapa terealisasi ? Sejauh yang kami ketahui juga belum ada. 0 % capaian.
Sementara 3 itu dulu kita ulas. Ketiganya merupakan program unggulan. Ada banyak program unggulan lain yang akan kita bahas kedepan, sebagai bagian dari cara kita memperingati hari jadi.
Nah,.. pertanyaannya, apakah anggota DPRD wakil-wakil kita yang terhormat tidak mampu mengukur capaian kinerja eksekutif ? Apakah mereka percaya begitu saja apa yang disampaikan bupati ? Tidak ada satupun berani bersuara. Bahkan mereka tampak selalu mesra, kemana-mana tampak bersama. Kampanyekan harmonisasi. Untuk apa harmoni jika hanya untuk menutupi kegagalan.
Ingat… Kegagalan Hari Ini Dan Carut Marutnya Limapuluh Kota bukan saja kesalahan Safaruddin, tapi juga terjadi karena adanya Pembiaran. Lembaga legislatif Tidak Berfungsi. Lembaga legislatif diisi oleh macan-macan ompong. Mengekor saja dengan komando eksekutif. Mereka tidak ada keberanian untuk mengatakan bahwa pemerintah telah gagal.
Deni Asra, S.Si Ketua DPRD Limapuluh Kota saat dikonfirmasi via whatsapnya, Lagi lagi “Oniang” Kuat dugaan “masuk angin.”
Marsanova Andesra, SH.,MH anggota DPRD Limapuluh Kota yang diduga pernah beredar kabar diciduk polsek tampan diduga pesta narkoba di salah satu hotel mengatakan, akan segera dijawab, tapi sampai berita terbit belum diberikan jawaban atas konfirmasi awak media.
Alia Efendi anggota DPRD Limapuluh Kota yang di impikan masyarakat dengan jawaban singkat “Belum tercapai seperti Pidato Bupati.”
“Semua hampir tidak terlaksana seperti yang dalam pidato Bupati,” Tambah Beni Murdani, SE anggota DPRD Limapuluh Kota fraksi PKS.
Disamping itu, Ferizal Ridwan yang “gila” Dengan isu isu kemanusian sekaligus koodinator Palanta Aksi Kemanusian dan Sosial (Pak’sa) menuturkan “Setiap Urusan Publik Itu Kompleks. Salah Mengakomodasi Satu Solusi Bisa Datang Dua-tiga Masalah Baru Atau Masalah Yang Lebih Besar.”
RH