Realitas Morowali menjelang Pemilihan Legislatif

Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Paradigma Kontestan Calon legislatif yang saat ini sedang berlangsung demi merebut suara tak lepas dari sebuah lirik lagu iwan Fals.” Penguasa ” lemparkan senyum lalu pergi bagai pesawat tempur lepas landas”. beragam aksi maupun ulasan menjadi pamungkas yang disebar dilingkungan masyarakat agar terkesan sosok terbaik.

Rayuan maut yang disuarakan membuat warga bingung untuk memilih, ragam kalimat syahdu hingga menjadi kesan moral menggiurkan sampai sampai warga sesak bernafas akibat mendengarkan untaian kata berdali janji dapat mewujudkan harapan masyarakat.

Setelah itu lenyap seperti Jaelangkung yang penuh dramatis. berlenggang pergi lagi ketempat lain dengan gerak santai sambil berkata” Selagi masih ada peluang Gaaskan” demikian pula ditempat lain ada yang tak menyia- nyiakan waktu guna menyusup masuk kesetiap tempat entah itu dipinggiran jalan, pasar, gazebo milik warga, tempan hiburan bahkan dipinggiran bak sampahpun tidak jadi soal melakukan pendekatan yang penting enjoy, bisa hasilkan suara, pasalnya mendatangi rumah warga yang sebelumnya tidak perna dikunjungi baik itu di pelosok Desa maupun di tepian pantai terjamah demi mendapatkan suara. Bagai Petualang Ulung pembawa berkah padahal tidak disadari fungsi porsi tak sehebat pernyataan.

Tandingan bermotif sehat kemudian dilandasi dengan kecerdasan yang jenius berpola pikir menghargai yang telah masyarakat ikhlaskan sehingga bisa mendapatkan kursi.

Nah ketika keikhlasan warga dihargai dengan wujud perhatian dapat membantu warga maka akan lahir pernyataan dari warga selamanya akan mendukung.

Beranjak ke profesi yang sederhana mengikuti irama suasana bergabung bersama warga sering melakukan silaturahim setiap perjamuan memberikan pemahaman yang melahirkan solusi menyuarahkan kelebihan lawan ke hal yang positif merendahkan diri lalu tidak pamer terhadap kekuatan finansial, mengindari konflik faham politik serta memahami posisi masih status calon tentu hal tersebut lebih mempuni walaupun ada cercaan lewati saja bahasa trendinya Gaas pool, intinya niat sesuaikan dengan kemampuan.

Fenomena klasik yang sering menjadi luapan pernyataan sindir dari warga baiknya dijadikan referensi dan evaluasi memahami tujuan fungsi dalam pencalonan menjadi seorang keterwakilan yang di idamkan warga.

Seorang publik figur politik yang mampu membantu meneruskan aspirasi hingga menjadi wujud sesuai keinginan masyarakat jelas berbarengan dengan kapasitas tanggung jawab tugas yang di emban.

Kesan sosok figur yang lepas dari muatan money politik bukan lagi menjadi ulasan publik yang dihindari tetapi menjadi bentuk sikologis yang dimaknai untuk tidak dipamerkan dikalangan umum.

Trik strategi serta konsep doktrin merupakan wadah hak masing-masing calon dalam menerepakan strategi mendapat dukungan dari warga. Karena setiap manusia mempunyai keterbatasan kemampuan, mau tidak mau pasti akan menggunakannya sebagai senjata, hal itu tidak bisa terbantahkan. Jika ada yang membantah, maka bisa mendapat gelar munafik

Selaku anak bangsa berhak untuk berkata wajib untuk mengeluarkan aspirasi demi kemajuan negeri asal.

Seorang pemimpin keterwakilan masyarakat, sanggup menerima kritikan, menelaah setiap sanggahan warga, mampu memahami memaknai setiap saran, menyadari kekeliruan, kemampuan, menyadari posisi diri, maka itulah sosok pemimpin atau keterwakilan rakyat yang dinginkan masyarakat.

Kesan Moral Politik
Masyarakat jangan dijadikan amunisi bom waktu, masyarakat jangan dijadikan tameng masyarakat harus dipahami sebagai empuh sekaligus pelaku dari seluruh program baik yang termuat dalam aturan legislatif maupun eksekutif.

Masyarakatlah yang memiliki hak untuk disahuti, baik Keadilan, Pemerataan, Pemberdayaan, Pendidikan, Kesehatan maupun Peningkatan Ekonomi.

Bersih itu hanya pada tempat yang kotor lalu dibersihkan.

Penulis D.Ahmad Pole
Anggota SPS (Serikat Penerbit Surat Kabar)
Pendiri Surat Kabar Mitra Sulteng
Jurnalis Media Siber Indonesia

Darman.