Prihatin Pencemaran Lingkungan, Puluhan Aktivis Gelar Aksi Tabur Bunga di Kali Cilemah Abang

Reportika || Kab Bekasi – Diduga tercemar limbah industri, kondisi air dialiran kali Cilemah Abang, Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi berwarna hitam pekat, berbuih, dan menimbulkan bau menyengat, sehingga dikeluhkan warga.

Menurut Yati (26), warga tinggal di bantaran kali Cilemah Abang mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi bertahun-tahun. Kata Yati, meski begitu Ia bersama warga lainnya terpaksa memanfaatkan air kali Cilemah Abang yang hitam dan bau untuk keperluan sehari-hari.

Lebih lanjut, Yati menyebut kondisi air Cilemah Abang dulunya selalu bersih, tetapi saat ini kerap tercemar.

“Ini warna hitam udah lama banget. Kalau aslinya mah bening, air disebelah sana mah bening, disini aja yang item. Kalau lagi bau, bau banget cuma mau gimana lagi. Kayak nyengat gitu baunya,” ucap Yati saat ditemui di rumahnya, Cikarang Utara, Kamis (24/8/23).

“Buat nyuci piring, buat mandi, ya buat segala-galanya lah. Kalau buat air minum beli. Disana ada sih sumur cuma kan kadang-kadang cape jalan kaki kita jauh. Kalau keseringan buat mandi paling gatel itu pada merah terus di badan juga kurang nyaman,” imbuhnya.

Saat ini dirinya hanya bisa berharap agar sungai Cilemahabang itu kembali bersih, sehingga tidak lagi membahayakan kesehatan, khusunya pada anak-anka yang merasakan gatal-gatal usai mandi di kali Cilemah Abang.

“Pengennya mah bening lagi lah biar bersih lagi, biar bisa buat mandi. Warga pada senang jangan warna hitam gini,” ucap Yati.

Sementara itu, puluhan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam dan Lingkungan Hidup (GEMPAL) menggelar aksi tabur bunga dan mengambil sampel air sungai Cilemahabang di Bendung Lemahabang, Kamis (25/8/2023).

Aksi itu didasari oleh ke prihatinannya terhadap pencemaran lingkungan di Kabupaten Bekasi yang semakin akut.

Ribah Setiawan Rusban selaku Ketua Umum mengatakan bahwa kondisi pencemaran di sungai Cilema Abang ini telah berlangsung bertahun-tahun.

Secara gamblang, Ribah membeberkan bahwa hingga saat ini belum ada perusahaan yang mencemari lingkungan diberikan sanksi tegas oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi lantaran mencemari lingkungan khususnya sungai Cilemah Abang.

“Ini sudah berpuluh tahun pencemaran ini terjadi tapi sekarang masih seperti ini. Kami menyampaikan aspirasi bahwa lingkungan hidup di kabupaten bekasi belum merdeka di hari kemerdekaan ini. Belum ada perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Belum ada kami dengar ada perusahaan ditutup karna mencemari lingkungan. Sementara patut diduga kuat banyak perusahaan bahkan secara terang-teranganan membuang limbah ke sungai dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Dalam aksinya, puluhan massa itu menabur bunga dan mengambil sampel air Cilemah Abang menggunakan tiga jerigen dan dibawa menggunakan keranda. Dikatakannya, sampel air dari sungai Cilemah Abang itu akan dibawa ke kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi di Desa Sukamahi, Cikarang Pusat.

Tujuannya agar Pemerintah Kabupaten Bekasi sadar bahwa kondisi pencemaran di sungai ini harus segera diperbaiki guna kebutuhan air warga di bantaran sungai Cilemah Abang.

“Kami akan segera antarkan bukti sampel ini ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi agar mata mereka melek dan sebagai simbolis untuk mengingatkan mereka. Menurut kami bahwa Pemerintah Kabupaten bekasi buta matanya karna kejadian ini udah bertahun-tahun. Karna mereka sudah sering ambil sampel tapi gak ada kejelasannya. Bahwa tugas kalian ini belum selesai,” pungkas Ribah.

Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *