Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Saat ini situasi masyarakat Kabupaten Morowali, masih dalam Proses, lantas siapa yang Kemudian akan menjadi pasangan Bupati Kabupaten Morowali?.
Namun begitu, sistem program kerja satuan perangkat kerja daerah (SKPD) Pemkab terbilang stabil, hal itu tidak terlepas dari keseriusan sigap Konsekuensi tanggung jawab Penjabat Bupati Morowali H Yusman M, berjalan sesuai pencapaian, menampakan stabilitas dan keseriusan dalam penyelesaian projek program yang dijalankan di masing-masing instansi.
Berlangsungnya program kerja Pemkab Morowali suasana yang terjadi dilingkungan masyarakat, berbeda lagi kesan yang Terlihat bahkan menjadi asumsi setiap hari oleh warga, bahkan sampai kepada para kalangan kontraktor situasi antara Pro dan kontra perihal siapa dan kapan terlaksana pelantikan Bupati.
Diungkapkan oleh Delsendir, terkait bahan omongan masyarakat yang bingung bercampur kesal terhadap beberapa perusahaan yang tidak loyal terhadap hak keputusan yang telah disepakati baik terhadap Pemkab maupun kepada warga yang layak mendapatkan hak, dari sekian perusahaan yang tidak relevan dan bahkan seakan menutup mata terhadap aturan Pemkab yang tercatat di media ini, sejumlah 9 Perusahaan salah Satunya perusahaan ternama di kecamatan Bungku Barat, perlu menjadi PR bagi Pemkab untuk lebih telaten mendalami prosedural yang di gunakan perusahan, baik itu legalitas dan perizinan atau bendera yang digunakan sebagai payung untuk bongkar muat ataupun hak paten yang mesti disalurkan ke masyarakat serta kewajiban perusahan yang telah ter pagukan dalam aturan pemerintah bahwa setiap perusahaan yang melakukan investasi ataupun melakukan pengelolaan diatas tanah negara dan milik masyarakat wajib dan taat membayar ganti rugi lahan atau pajak perusahaan atas penggunaan lokasi kerja yang berada dalam wilayah negara Republik indonesia, serta bentuk bayar paten lainnya.
“Bukan membelot sekan menyalahkan bahwa pemkab lalai dalam administrasi lambat memberikan informasi, sehingga, iuran atau pembayaran yang akan dikeluarkan perusahaan tersendat, sementara itu ditempat lain masih di wilayah Morowali adanya 3 Perusahaan ternama di 3 Kecamatan Bungku Pesisir, Bungku timur, Bahodopi sekaan kebal terhadap hukum, apalagi hanya kepada sorotan masyarakat terkait penyerobotan lokasi tanah milik warga, selain itu adalagi kutipan catatan yang semua Kepala Desa yang berada di kawasan lintas perusahaan, bahkan pihak Bappeda mengetahui persis keganjalan yang terjadi terhadap beberapa perusahaan yang menyetor nilai upeti, namun Hasil upeti itu masih menjadi pergunjingan sim salabim atau main mata, lepas kopiah keluar kelinci. Luar biasa,” ungkap Dellsendir, Pengamat sosial dan Pendiri SKMS. (Surat Kabar Mitra Sulteng)
“Apakah mengandalkan bekingan ataukah konspirasi kepentingan, sejumlah perusahaan yang merasa kebal di wilayah Morowali saat ini mesti mendapat keseriusan yang lebih tajam setajam silet, perlu pengawasan yang tersistem mempunyai siber khusus untuk mendalami mata rantai yang terbentuk dalam lingkaran setiap perusahaan sehingga masyarakat dan pemerintah serta pihak pengamanan baik Polri dan TNI tidak menjadi sarana aduan, hanya karena elakan perusahaan yang tidak ingin disoroti, sehingga tidak lahir tanggapan Segulung Benang Coklat yang dikemas lalu sim salabim jadi Konspirasi, selaku masyarakat dan sebagai Mitra khalayak umum sarana informasi publik, layak untuk mengingatkan,” Pungkasnya.
Darman