Reportika.co.id || Brebes, Jateng – Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Brebes Jawa Tengah, menjadi mediator pertemuan antara pihak PT. MCBA (Mataram Cakra Buana Agung) dengan sejumlah karyawannya dan Beberapa organisasi masyarakat yang mendampingi para karyawan tersebut.
Dalam pertemuan di ruang rapat Dinperinaker Kabupaten Brebes tersebut, dihadiri langsung oleh CEO PT MCBA yakni Darwanto, dua orang tim hukum PT MCBA, Sejumlah staf pusat PT MCBA, dan beberapa staf dari PT MCBA Jawa Tengah.
Sementara dari pihak lainnya, Sebanyak 37 karyawan yang sebelumnya menuntut terkait persoalan gaji, didampingi Ormas Harimau, 37 orang karyawan tersebut merupakan cleaning service (CS), dan ada 17 orang lagi merupakan Security.
Dalam rapat tersebut, CEO PT MCBA Darwanto, membeberkan sejumlah bukti dan alasan terkait adanya permasalahan di management perusahaanya, dengan pihak lain, di Rest area 260B Brebes, sehingga berdampak pada keterlambatan gaji karyawan.
“Hari ini saya sangat bersemangat untuk menemui Pihak Dinperinaker Brebes, kami akan menjelaskan terkait duduk permasalahan kenapa sampai ada permasalahan ini,” paparnya kepada Reportika.
“Kami sudah membawa bukti-bukti, terkait adanya masalah antara kami (PT MCBA _red), dengan oknum perusahaan lain, yang mencoba mengambil alih pekerjaan di Rest area 260B Brebes tersebut,” jelasnya.
“Selama perjalanan berdirinya PT MCBA, tidak pernah sekalipun kami menunggak kewajiban kami kepada karyawan, sekalipun dari pihak vendor kami belum membayar, kami akan tetap profesional, jika memasuki tanggal penggajian, maka hak karyawan kami langsung bereskan,” tegasnya.
“Terkait kejadian ini, memang ada beberapa masalah, diantara adalah ulah oknum perusahaan lain, yang mencoba merebut paksa kedudukan kami di Rest area 260, dan mengambil alih semua karyawan kami, sehingga masuk ke dalam perusahaan tersebut. Jadi kami yang memang tidak dikonfirmasi oleh pihak vendor (Management Rest area 260B_red), tiba-tiba mendapatkan informasi jika ada pihak perusahaan lain telah menduduki posisi kami di Rest area 260B itu,” jelasnya
“Dampak dari permasalahan tadi, pihak vendor belum membayar kewajibannya kepada PT MCBA, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran kepada karyawan tersebut,” pungkasnya.
“Persoalan di Rest area 260B itu, para pekerja yang 37 CS dan 17 Security orang itu sebelumnya bekerja dibawah naungan kami, namun karena adanya oknum yang ingin mengambil alih secara paksa kedudukan kami disana, dan secara tiba-tiba para pekerja tersebut sudah tidak lagi memakai logo PT MCBA, membuat kami harus mengambil beberapa langkah dan keputusan,” jelasnya Pak Dar, Panggilan Akrab CEO PT MCBA saat diwawancarai di Dinperinaker Brebes. Senin, 20/5/2024.
Menurut Darwanto, pada pertemuan di Dinperinaker tersebut pihaknya tidak mempermasalahkan adannya laporan yang masuk ke Dinperinaker Brebes tersebut, sekalipun melibatkan organisasi masyarakat (Ormas), namun pihaknya menyayangkan pihak perusahaan yang ingin mengambil alih kedudukannya di Rest area 260 tersebut yakni PT WSM (Wahyu Esther Management) yang tidak dihadiri langsung oleh Owner atau pemiliknya, yakni Esther Reny Cristina, melainkan hanya dihadiri oleh satu orang perwakilannya saja, yang bernama Ary Setiawan.
“Harusnya kan pihak-pihak tersebut hadir sesuai undangan, kami sangat mengharapkan itu, supaya semua permasalahannya beres, lah ini kok malah pakai utusan,” ucapnya.
Dengan adanya pertemuan yang di mediasi oleh Dinperinaker Brebes tersebut, PT MCBA, langsung memenuhi semua tuntutan yang sebelumnya diajukan oleh para karyawan tersebut, dengan membayarkan gaji yang tertunda kepada 54 mantan karyawannya tersebut.
“Ya kami memang tidak ada masalah kok, kemarin kan masalahnya pihak vendor belum membayar ke kami, sekarang sudah dibayar, ya kami berikan sama yang punya haknya, sebenarnya sekalipun tidak ada aduan ya kami akan bayarkan, kami di MCBA tidak pernah menunda-nunda soal gaji karyawan, itu hak mereka kok, hasil kerja mereka,” jelas Darwanto.
Sementara, pihak Dinperinaker Abizar, bersyukur dengan selesainya permasalahan tersebut dengan kondusif, dirinya berharap agar permasalahan serupa bisa diselesaikan dengan musyawarah dan mediasi.
“Alhamdulillah selesai, walaupun ya sampai jam 4 sore begini, pihak-pihak yang bermediasi di dalam puas, masalahnya selesai, dan kami berharap jika memang ada permasalahan serupa, kita bisa selesai dengan duduk bersama, musyawarah, dan mediasi,” ucapnya.
De