Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Penyaluran BBM subsidi yang optimal, baik terhadap masyarakat yang telah termuat dalam rekomendasi penyaluran oleh pemerintah setempat serta bagi pengendara umum tentu, akan berjalan efektif tanpa menimbulkan keresahan bagi yang lainnya yang sama-sama berhak untuk mendapatkan hak penyaluran BBM. Apalagi mendapat pengawasan ketat dari yang mengeluarkan izin atau rekomendasi penyaluran.
Namun ironinya yang terjadi di SPBU Bungku tengah, tepatnya di poros jalan trans Morowali Desa Bahomahoni, Keunikan terjadi bukan karena kelangkaan BBM, namun antrian ratusan bahkan mencapai ribuan jerigen tertata rapi siap untuk di isi.
Karena banyaknya antrian jerigen, kendaraan umum pun mau tidak mau harus antrian. proses antrian itu harus dilakukan karena merupakan syarat yang termuat dalam izin yang di kantongi 2 orang wanita pegawai sekretariat Pemkab Morowali bidang ekonomi. Ber inisial YN dan RT yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan di SPBU.
Namun menurut Arif warga setempat mengatakan, ketika hadirnya dua orang wanita dari Pemkab itu, pengisian dianggap sepihak, tidak mengindahkan warga yang telah tercatat namanya dalam rekomendasi yang dikeluarkan Dinas lain.
“Kalau menurut saya sih malah jadi kacau, warga lain yang antri jadi terganggu,” Ungkap Arif salah seorang nelayan asal Bungku Tengah.
“Menurutnya pengisian BBM sepenuhnya dikuasai bagian pengawas itu utusan dari Pemkab. Belum lagi bila mendapatkan BBM harus memiliki Barcode. Nah bagaimana kami sebagai nelayan yang telah terdaftar dalam rekomendasi Dinas sebelumnya lancar-lancar saja mendapatkan BBM, kini harus giliran, itupun untung-untungan mendapatkan BBM. Olehnya kami berharap agar instansi terkait yang berkompeten menangani penyaluran BBM agar segera memerhatikan penyaluran BBM yang ada di SPBU Bahomahoni. Serta dapat menganulir izin yang digunakan oleh dua orang yang ditugaskan kan untuk melakukan pengawasan. Kami warga mempunyai hak yang sama jangan sepihak atau hanya untuk kepentingan,” Pungkasnya.
Demikian pula yang disampaikan Amir juga berprofesi sebagai nelayan. menurutnya pengisian itu lebih mengarah pada arahan 2 orang pengawas tersebut.
“Penyaluran BBM sering dilakukan pada malam hari semenjak kedua ibu itu lakukan pengawasan Penyaluran BBM banyak rekanan kami kecewa, karena mereke lebih mengutamakan jerigen-jerigen yang mereka punyai. Kami tidak mempermasalahkan namun harus ada pemerataan. Bagaimana sebenarnya aturan penyaluran dengan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Dinas lain, Ataukah semua ini kepentingan semata lalu mengabaikan warga. Kami mohon pemerintah untuk mendengarkan keluhan kami melalui media ini,” Jelas Amir.
Darman.