Reportika.co.id || Subang,Jabar – Awak media mewawancarai beberapa orang calon tenaga kerja ke PT Sungbo Jaya yang kecewa terhadap pengelola Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dikelola oleh inisial (AB) yang siap menyalurkan kerja ke PT tersebut, di kantor Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang-Jabar, Senin (08/05/23).
“Pertama kami disuruh latihan menjahit dulu itu di bulan Januari sehari latihan menjahit kurang lebih Dua jam, dan menyetorkan uang sebanyak Rp. 1.000.000,00. Pelatihan menjahit itu sampai Tiga mingguan, setelah pelatihan selesai kami dipinta lagi uang sebanyak Rp. 1.000.000,00, untuk disalurkan bekerja ke PT Sungbo Jaya. Namun sampai saat ini bulan Mei kami belum masuk kerja, janji pengelola LPK sekaligus penyalur calon tenaga ke PT Sungbo Jaya (AB) sebelum lebaran sudah bisa kerja, terus terang kami merasa kecewa,” Tutur calon tenaga kerja yang namanya enggan dipublikasikan kepada awak media.
Di tempat yang sama, Uryana selaku Koordinator Aliansi Tiga Karang Taruna Desa, Desa Ciasem Baru, Ciasem Girang dan Sukamandi Jaya, mengatakan,”Pada hari ini, kami akan mengadakan mediasi dengan pihak Polres dan Disnaker Kabupaten Subang, yang kami inginkan kami ingin bertemu langsung dengan Direktur PT Sungbo Jaya untuk menyampaikan Aspirasa masyarakat dan menyampaikan fakta-fakta dilapangan seperti adanya dugaan pungutan liar terhadap calon tenaga kerja. Kalau itu dibiarkan akan membuat tidak baik terhadap nama perusahaan,” Ucapnya
“Pihak perusahaan masih menutup diri belum menerima kami, padahal perjuangan kami sangat simple hanya masyarakat lingkungan setempat diprioritaskan kerja di PT Sungbo Jaya, silahkan masalah mekanisme dan syarat-syarat diumumkan supaya masyarakat bisa menyesuaikan, akan tetapi tidak ada informasi apapun terhadap kami,terhadap masyarakat, sehingga masyarakat bingung ketika mau melamar pekerjaan posisinya tidak tahu apa-apa”. Ujarnya
“Akan tetapi fakta dilapangan ditemui yang sudah masuk kerja, adalah referensi-referensi dari oknum-oknum kelompoknya yang diduga melakukan pungli, masyarakat kami yang tidak punya akhirnya terabaikan belum masuk kerja, jelas itu diskriminasi. Sebenarnya pihak managemen sudah tahu karena sudah dijelaskan waktu hari Jum,at mediasi di Polres, tetapi perbaikannya belum ada,” Timpalnya
“Perihal dugaan pungli ini buktinya didepan kita ada beberapa orang calon tenaga kerja yang dipintai uang kurang lebih Dua juta rupiah, oleh oknum LPK dan sampai saat ini belum bekerja, selain ini kami masih banyak pengaduan-pengaduan yang lain diduga dilakukan oleh kelompok-kelompok lingkungan. Harapan kami dari pihak kepolisian agar menindak lanjuti dengan mengedepankan tindakan preventif pencegahan, oknum dilingkungan perusahaan itu agar disterilkan karena penyakit yang sangat buruk pada masyarakat pencari kerja, dampaknya kepada masyarakat pencari kerja yang tidak bisa bayar tidak bisa bekerja”. Tegasnya
“Untuk fakta-fakta dilapangan sampai dibiarkan kejahatan pungli oleh oknum-oknum tadu dipertontonkan dihadapan kita, yang sedang memeras masyarakat calon tenaga kerja, kami keberatan karena sangat merugikan, dan dampaknya luar biasa akan mengganggu Investasi-Investasi yang lain, kalau pelaku -pelaku pungli tidak diberantas sampai habis, diduga
di grup WA LPK ada kurang lebih 500 orang, masuk uang variatif mulai dari Satu Juta sampaj Tiga Juta rupiah. Pungkasnya
WNT