Reportika.co.id || Kabupaten Bekasi – Saat tugas peliputan proses evakuasi terduga pelaku asusila di sebuah pondok pesantren Al-Qona’ah, salah satu awak media mengalami intimidasi oleh oknum petugas kepolisian yang menggunakan pakaian Humas, ketika sedang mengabadikan petugas sedang mengamankan warga, di Kampung Jarakosta, Desa Karangmukti, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi. Jum’at malam. (27/09/2024).
Kericuhan ketika salah satu awak media, yang sedang meliput, sempat di dorong dan nyaris di rampas kameranya, oleh seorang petugas kepolisian berpakaian Humas. Yang saat itu sedang mengambil gambar terduga pelaku provokator di amankan petugas.
Menurut Rhama, dirinya saat itu sedang melakukan pengambilan gambar petugas kepolisian ketika sedang mengamankan seorang warga, yang di duga menjadi provokator, namun sempat didorong oleh petugas kepolisian yang memakai Baju Humas Polres Metro Bekasi,
“Humas itu sedang mengamankan warga, setelah itu kita didorong dorong, saya bilang kita media, dengan nada agak keras, karena di lokasi sangat berisik dengan suara warga dan petugas, tapi petugas itu malah ngotot, dan nyaris merampas kamera saya, dan saya reflek menarik kamera, hingga kena bibir saya, dan berdarah,” ujarnya.
Beliau juga menjelaskan, dirinya terpaksa merekam menggunakan ponsel, lantaran kamera Camcorder yang di bawa nya, mengalami eror.
“Kamera gede eror, dan mendadak memory penuh setelah beberapa kali saya rekam. Terpaksa kamera gede saya selendang kan di bahu, dan saya teruskan pakai ponsel,” tambahnya
Akibat dari insiden tersebut, Rhama mengalami sobek di bibir dan kehilangan sebuah jam tangan di lokasi kejadian.
Sementara itu, terkait sikap arogan oknum Humas, Sofyan salah satu jurnalis sangat menyayangkan sikap petugas yang mendorong wartawan yang sedang melakukan peliputan.
“Kita mau tanya, fungsi Humas Kepolisian di Lokasi apa saja, apakah bisa ikut menangkap orang, atau hanya bertugas mendokumentasikan kegiatan kepolisian ? Kalau saya lihat di video tersebut, petugas Humas tersebut ikut memegang orang yang di duga pelaku provokator, bersama sama dengan petugas kepolisian Sabhara. Yang saat itu terlihat banyak sekali petugas kepolisian, malah ada yang merekam petugas berpakaian preman,” Ujar Sofyan.
Dia juga menambahkan, memang saat itu situasi sedang panas, tapi seorang petugas juga harus bisa bersikap profesional untuk tetap menjaga polri yang presisi. Sofyan yang juga orang tua dari Rhama,masih menimbang apakah akan melaporkan kasus tersebut ke Propam atau tidak.
Sementara itu, Didit Junaidi selaku Ketua Pokja Polres Metro Bekasi,mengaku sudah berusaha menghubungi dan berkomunikasi dengan Kasie Humas Polres Metro Bekasi, terkait insiden tersebut.
“Tadi sudah di hubungi dan berkomunikasi, intinya akan di jelaskan oleh kasie Humas, mungkin besok ada keterangan resmi nya,” ujar Didit.
Sule