Reportika.co.id || Bahodopi, Sulteng – Berbagai Pernyataan kesal bercampur Kecewa viral terurai dalam Whatsapp milik keluarga besar Group pongtiku Toraja, kini menjadi bahan omongan yang menggemparkan sebagian pekerja yang berjuang keras menjadi karyawan di sejumlah PT trendinya disebut kontraktor.
Hadirnya para kontraktor yang bekerja sama dengan perusahaan induk, bukan berinvestasi menanam saham namun mencari fie dari hasil gaji per karyawan, sejumlah kontraktor melayangkan permohonan ke perusahan induk bertujuan menawarkan karyawan yang telah diinginkan perusahaan induk sesuai kebutuhan baik sebagai pekerja umum dengan Istilah Crew kontraktor, welder, tukang batu/bangunan maupun teknisi mesin termasuk driver, setelah diterima dan terken menjadi mitra kerja maka Kontraktor Pun harus memenuhi bentuk Persyaratan yang ditetapkan perusahaan induk.
Antara perusahan induk dan kontraktor tiba saat pembayaran gaji semuanya berjalan sesuai kesepakatan, Ironisnya berbeda lagi yang terjadi antara PT atau kontraktor terhadap dengan sejumlah karyawan.
Pasalnya Salah satu Kontraktor PT IMP yang bertengger di Perusahaan induk telah mengecewakan seluruh karyawannya selain kesal bercampur geram sejumlah karyawan hingga saat ini nasibnya masih terkatung katung bingung harus kemana unyuk mengisi perutnya dan kebutuhan sehari-hari.
Belum lagi ada salah seorang karyawan mempunyai istri sedang hamil 7 bulan. Menyedihkan ungkap salah seorang karyawan PT IMP juga salah seorang korban, paulus saat menjelaskan kepada reportika.
“Gaji kami selama bekerja tidak dibayarkan, sudah 1 bulan kami bingung karena hingga saat ini pihak managemen tidak ada yang memperlihatkan batang hidungnya agar bertanggung jawab terhadap nasib kami,” Ungkapnya.
“Karena mirisnya kami mendapat kabar management PT IMP telah kabur alias menghilang tanpa kabar. Untuk itu kami hanya bisa berharap ke ApJaker atau pihak instansi ataupun yang berkompeten dapat memberikan tindakan tegas terhadap PT IMP. Harap sumber atas nasib yang dialaminya beserta karyawan lainya,” Tambahnya.
Bandi rekan karyawan mengulas trik dan cara yang dijadikan syarat PT Atau Kontraktor dalam merekrut karyawan.
“Yang menjadi Acuan pemerintah atau yang menangani sejumlah kontrak yang sengaja memperalat atau sengaja merugikan karyawan
Naifnya ada beberapa kontraktor menetapkan syarat yang harus dipenuhi karyawan memotong gaji dari BPJS, tempat tinggal yang disediakan Mess, pemotongan gaji dari transportasi bahkan yang lebih sadisnya karyawan membayar mahar bila ingin jadi karyawan.. luar biasa peraturan itu apakah persyaratan tersebut terpantau pemerintah.
Apakah bentuk persyaratan tersebut tidak memperalat karyawan dimana aturan yang ditetapkan Oleh pemerintah terhadap perlindungan hak setiap pekerja. menyedihkan,” ungkap Bandi dengan nada kesal.
Salah seorang sahabat Irman Caleg Partai Golkat Nomor Urut 10 Dapil 2. Bang Agus ikut menambahkan kekecewaannya, mengatakan PT IMP selaku kontraktor harus bertanggung jawab atas nasib karyawan saat ini dalam kondisi menyedihkan.
“Mau membeli makanan saja tidak bisa karena uang yang diharapkan dari kontraktor tidak ada, belum lagi yang lebih naas nya salah seorang karyawan yang mempunyai istri sedang mengandung 7 bulan. Nah dimana letak tanggung jawab kontraktor,” Ungkapnya.
“Selaku keluarga rumpun dari Group Pongtiku meminta sekaligus memohon kepada pihak yang berkompeten segera menindak lanjuti PT IMP agar bertanggung jawab segera membayar gaji karyawan,” Ujarnya.
“Jika perihal yang dilakukan PT IMP menjadi pembiaran, maka akan jelas berdampak pula pada pekerja lainya, kami juga manusia butuh dilindungi untuk mendapatkan hak kami selaku pekerja,” Paparnya.
“Demi rasa kemanusiaan selaku Sahabat Irman serta Gabungan Group Pohintu dan keluarga diblok B1 Desa Bahomakmur berinisiatif
Mengumpulkan dana guna membantu seluruh karyawan dari hasil dana yang terkumpul maka diberikan bantuan dana, beras, telur, mie instan,” Demikian tandas Agus.
Darman