Merasa di Kriminalisasi, Ishaq Ragukan Profesionalitas Panit Tahban Polrestabes Makassar

Reportika.co.id || Makassar, Sulsel – Panit Tahban Polrestabes Makassar Iptu Iskandar diduga alergi terhadap wartawan,saat dikunjungi konfirmasi terkait penanganan kasus 167 Barombong

 

Tim Media melakukan kunjungan ke Panit Tahbang Polrestabes Makassar, dengan maksud konfirmasi atas kendala kasus dugaan perampasan tanah yang berada di Barombong, Sulawesi Selatan, Jumat, 06/1/23.

 

Padahal kunjungan tersebut sudah ada janji antara awak media dan Panit Tahbang melalui WhatsApp, namun setibanya awak media dilokasi Polrestabes Makassar, Panit Tahbang tak dilokasi, hingga dinantikan sampai usai sholat jum’at, Iskandar tak kunjung hadir di hadapan awak media, seolah terkesan menghindar dari awak media dan mengundang sejumlah pertanyaan.

 

Awak media yang hadir pada saat itu kecewa atas perbuatan Oknum Penyidik Tahbang, karena mengingkari janji, dan kuat diduga oknum Panit, Tahbang alergi alias takut bertemu dengan awak media.

 

Selanjutnya masih dilokasi yang sama Ishaq Iskandar melakukan orasi didepan penjagaan Reskrim Polrestabes Makassar, yang mana dalam orasi Ishaq Hamsa menyatakan rasa kekecewaannya terhadap oknum penyidik Polrestabes Makassar, yang diduga melakukan kriminalisasi terhadap dirinya, dan menuduh dirinya sebagai pelaku pelanggaran 167, tentang penyerobotan tanah atau perusakan yang berlokasi di Barombong, dimana semua itu tidak terbukti.

 

“Sudah sekian lama dirinya menanti pertanggungjawaban pihak penyidik, atas dasar apa saya dijadikan terduga pelaku penyerobotan tanah milik saya sendiri, ini pen dzoliman, saya di dzolimi oleh oknum-oknum penyidik, Polrestabes Makassar, ” ungkap Ishaq dalam orasinya.

 

Selain itu, Ishaq pun meminta dalam orasinya, agar Presiden Jokowi, Kapolri, Kapolda Sulsel dan Kapolrestabes Makassar, agar bisa melihat dan menyaksikan bagaimana oknum penyidik diduga tidak profesional melakukan tugasnya sebagai seorang penyidik.

 

Kejadian itu sontak terjadi adu argumen dari pihak penjagaan Reskrim Polrestabes Makassar, dengan beberapa media online yang ikut meliput, dan melarang awak media mengambil gambar video orasi didepan penjagaan Reskrim Polrestabes Makassar, walaupun sebenarnya sudah ada ijin dari salah satu petugas Reskrim yang pada saat itu ada ditempat.

 

Ishaq mengatakan, bahwa masalah ini sudah dilaporkan di Propam Polda sulsel, dan berharap Propam Sulsel mengusut tuntas kasus ini, tangkap dan proses oknum oknum penyidik yang diduga dapat merusak nama baik citra kepolisian Republik Indonesia yang berada di Polda sulsel.

 

Bust

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *