Melenceng Dari Spek, Kegiatan Pemagaran SDN Kertasari 01 Disorot LSM SIRA

Reportika.co.id || Bekasi – Pekerjaan pemagaran SDN Kertasari 01, Kelurahan Kertasari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, terus berjalan, namun sayangnya di lokasi tidak tampak pantauan dari pengawas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, baik pengawas maupun konsultan, dan dalam pekerjannya pun sampai hari berita ini diterbitkan, tampak tidak terlihat dilokasi.

 

Proyek dengan judul Pemagaran SDN Kertasari 01, dengan pagu anggaran senilai Rp.173.989.835.50, melalui Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang. Nomor : PG.02.02/230/SPK/UPTBANGUNAN.III/2022. yang di kerjakan oleh PT.Bintang Timur Bersinar, dengan lama pekerjaan 45 hari kalender.

 

Ketika Reportika mengkonfirmasi pengawas melalui via WhatsApp, mengenai lantai kerja, batu pondasi telapak dan strauss pile, maupun K-3 yang sampai sekarang masih berjalan tidak ada jawaban sama sekali alias bungkam.

 

 

Yusuf Supriyatna sebagai koordinator jabar DPP LSM SIRA (Suara Independen Rakyat Adil) mengomentari kegiatan pemagaran SDN Kertasari 01 yang diduga sudah melenceng dari Spesifikasi atau Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

 

“Ketika kami mendatangi kegiatan tersebut, ada beberapa pekerja yang sedang menggali tanah dan pemasangan batu, dan menurut saya pekerjaan terlihat berantakan, karena tidak memakai lantai kerja, batu pondasi telapak dan strauss pile, pekerjaan hanya digali untuk bikin pondasi saja dan pegangan besi selup, dikhawatirkan pekerjaan pemagaran tidak bertahan lama karena Untuk pertahanan tiang pemagaran yang tidak mengunakan pondasi telapak dan strauss pile, tidak akan kokoh dan rentan roboh, karena tidak ada dasarnya yang kuat untuk pegangan tiang,”terangnya.

 

“Saya minta ketegasannya untuk Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang agar segera evaluasi dan melakukan penataan ulang untuk pemagaran sekolah SDN Kertasari 01 supaya kokoh dan kuat dan dapat bertahan lama agar tidak di khawatirkan ambruk,dan saya minta kontraktor PT. Bintang Timur Bersinar di blacklist supaya menjadi efek jera dan untuk di jadikan contoh bagi kontraktor-kontraktor nakal lain yang hanya ingin meraup keuntungan besar tanpa memikirkan kualitas bangunan,” tegas Yusuf Supriyatna.

 

(Ramzi/Bemo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *