Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Mencermati pengelolaan management Setiap pasar, baik pasar Desa maupun pasar rakyat, tentu akan mengarah pada kolaborasi antara instansi terkait, maupun Pemerintah Desa selaku pemilik lokasi.
Berangkat dari tata kelola yang transparan sesuai nomenklatur aturan yang ditetapkan Pemerintah, sudah barang tentu aset hasil dari pasar mulai dari retribusi parkiran, maupun sewa lapak pedagang, hasil hingga menjadi pendapatan Instansi yang mengelola, lalu diteruskan ke pengelola keuangan daerah hingga menjadi aset pendapatan, tentu saja alhasil sebagian persen dari pendapatan itu kembali lagi ke fisik dan kebutuhan pasar setiap pasar.
Seperti yang diakui Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindag Kabupaten Morowali, Andi. R Hadie, dijelaskanya Pasar rakyat Bahodopi telah menjadi aset Pemerintah Kabupaten, Sesuai prosedur administrasi telah diselesaikan secara keseluruhan.
“Pengelolanya ditangani Dinas kami, kemudian terkait kerja sama, pihak kami telah bekerja sama dengan Bumdes, sesuai item pengelolaan yang mana menjadi hak kelola Bumdes dan item mana yang menjadi prioritas Dinas untuk pengelolaannya,” ucap Andi R Hadie.
“Selanjutnya, mulai dari penganan sampah parkiran pihak Dinas menyerahkan kepada Bumdes untuk menanganinya, nah dengan begitu, alokasi dana bagi hasil secara keseluruhan dari pasar Bahodopi itu sebagiannya untuk insentif para petugas kebersihan yang disediakan bumdes,
Prinsipnya pengelolaan pasar Bahodopi terpantau oleh Dinas serta melibatkan Bumdes dalam penangan kebersihan. Karena bumdes bagian dari pemerintah Desa berarti jika Bumdes mendapat hasil dari pasar melalui Bumdes, Pemdes Bahodopi telah menghasilkan pendapatan dari pasar tersebut,” pungkasnya.
“Bahkan dalam perencanaan kedepan, pasar Bahodopi akan dilakukan pembenahan sesuai kebutuhan dan menyesuaikan anggaran, buka hanya pasar Bahodopi namun sejumlah pasar rakyat yang diakomodir Pemkab, akan mendapatkan kucuran anggaran perbaikan yang telah tercatat sebagai pasar rakyat yang dikelolah Pemerintah,” Ucapnya.
“Kembali ke pasar Bahodopi, luasan area lokasi pasar 2 hektar, tentu akan disesuaikan dengan fisik set kebutuhan para pedagang yang menggunakan los pasar dan petakan yang disediakan pengelolah sehingga sejumlah pengunjung yang berbelanja, akan merasa nyaman. Jujur saja pasar Bahodopi direncanakan akan menjadi pasar modern, pihak Dinas telah mengusulkan anggaran untuk pasar senilai 90 miliar, tapi kami masih menunggu keputusan usulan tersebut. Kemudian dalam anggaran perubahan telah disiapkan 200 juta diperuntukan untuk perbaikan los ikan pasar Bahodopi,” Pungkasnya.
Disisi lain, ada hal yang berbeda, dengan lagi tanggapan warga setempat, terkait pengelolaan pasar Bahodopi yang ditangani Pemkab. SR salahsatu warga yang sehari-harinya beraktivitas di pasar tersebut mengungkapkan terkait pengelolaan Pemkab Morowali dan Pemdes Bahodopi di Pasar Tradisional tersebut.
“Pengelolaanya yang ditangani instansi terkait sepihak, Bahkan Pemerintah Desa tidak dilibatkan dalam pengelolaannya, pasalnya Pemdes hanya menjadi penonton saja,” Ungkap SR.Warga setempat.
“Padahal penertiban kebersihan hasil limbah pasar, Pemdes terlibat untuk menanganinya, dan melakukan pembersihan,” cetusnya.
“Kami selaku warga mempertanyakan,
Bila pasar ini pengelolaanya ditangani pemerintah, sudah barang tentu pasar Bahodopi akan tertata rapi, tapi kenyataannya bisa dilihat langsung didalam maupun diluar area pasar semrawut, tidak terkontrol dan terakomodir, jangan heran bila kami warga beda faham dalam memberikan tanggapan,” jelas Yogi, warga lainnya.
“Pembeli maupun penjual merasa tidak nyaman karena okasi pasar sudah becek, berantakan, penempatan parkiran tidak tepat, penempatannya disembarang tempat. Padahal hasil pendapatan dari pasar cukup lumayan hasilnya, Kenapa tidak difungsikan untuk perbaikan ataupun optimalisasi penanganan sampah,” Ungkap Yogi mengaku pedagang.
“Pertanyaannya, dimana dana yang diserap dari hasil pasar, tidak ada salahnya jika kami. Bertanya,”Cetusnya.
Mastia yang mengaku warga setempat menilai bila Pemerintah yang menjadi pengelolah pasar, lalu bekerja sama dengan Pemdes, pasti pasar Bahodopi rapi, para pengunjung pasar pun nyaman.
“Pengelolaannya selama ini masih belum maksimal, coba kita melihat kondisi sekitar pasar, pasar Bahodopi terbilang yang paling banyak sampahnya, setelah usai aktifitas jual beli,” Tandasnya.
Sementara Pemerintah Desa Bahodopi membenarkan jika pihaknya tidak dilibatkan dalam pengelolaan pasar tersebut
“Benar yang dikatakan warga, menyangkut limbah pasar, kami Pemdes juga terlibat membersihkannya. Oleh karena itu, kami berharap kedepan akan ada pemulihan penanganan pengelolaan pasar melibatkan Pemdes, sehingga pasar Bahodopi terkontrol dan menjadi pasar kebanggaan warga, karena adanya kolaborasi kerja sama yang baik antara instansi terkait dengan pemdes tentunya hal di sampaikan ini tidak lain Seiring komitmen Pemkab dalam penerapan melesat bersama untuk Morowali yang maju dan hebat,” pungkas salahsatu Pegawai Desa Bahodopi.
Darman