Reportika.co.id || Palas, Lampung Selatan – Meski saat ini harga padi tengah melambung tinggi, namun sebagian petani di wilayah Palas harus berjuang di tengah kondisi jalan pertanian yang rusak parah
Tanggul irigasi yang kerap dijadikan sebagai jalan utama untuk mengangkut hasil panen kini mengalami kerusakan lantaran dihantam banjir beberapa waktu lalu.
Ketut Purne (45) salah satu petani Desa Bali Agung mengatakan, saat ini kondisi jalan tanggul yang digunakan sebagai jalan utama untuk mengangkut hasil panen telah mengalami kerusakan.
“Jalan tanggul yang sempat terendam banjir bebarapa waktu lalu sekarang sudah berubah jadi kubangan yang sangat dalam, Kendaraan sudah sulit mau masuk ke are sawah,” kata Purne kepada Awak media Rabu (23/11/2022).
Saimin selaku petani mengatakan, akibat buruknya kondisi jalan hal ini membuat para petani harus mengeluarkan ongkos ojek dua sampai tiga kali lipat agar hasil panen padi bisa keluar dari area persawahan.
Sebelumnya jasa angkut gabah sebesar Rp 25 ribu per karung. Namun akibat kondisi jalan yang rusak parah ongkos ojek manol naik tiga kali lipat.
“Bahkan ada yang sampai tiga hari padi enggak bisa keluar. Dikarenakan jalan yang exstrim dan ongkos manol yang naik dua kali lipat, sampai Rp 50 sampai 75 ribu per karung itu juga jarang tukang manol yang menyanggupi karena jalan rusak parah,” sambungnya.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Balijaya, Desa Bali Agung, Dewa Aji Sastrawan mengungkapkan, jalan yang mengalami kerusakan parah merupakan jalan tanggul jaringan irigasi tersier.
“Salah satunya di area persawahan ujung jami. Jalan tanggul tersiernya rusak parah sehingga motor susah masuk ke area persawahan. Tanggul utama juga becek, tapi tidak terlalu parah,” ungkapnya.
Made