Reportika.co.id || Medan, Sumut – Warga jemaat Sektor 6B merasa kecewa atas sikap oknum pendeta fungsional yang tega meninggalkan kewajiban menyampaikan firman Tuhan di acara ibadah atau partangiangan yang digelar di Gedung Sekolah Minggu di komplek HKBP Ressort Pardamean Medan, Kamis (9/11) malam. Peristiwa langka itu menjadi perbincangan para jemaat Sektor 6B bahkan sampai ke beberapa jemaat di sektor lain.
Sejumlah tokoh jemaat di antaranya Kol (Purn) dr Bestari Hutagalung, SpB, Ir Ferry Sitorus, dan Ir.Cristop Siagian membenarkan terjadinya peristiwa itu kepada wartawan, Jumat (24/11). Wartawan mendapat kabar yang menjadi perbincangan kalangan jemaat sehingga berusaha dikonfirmasi.
Para tokoh jemaat itu menyayangkan terjadinya peristiwa itu di saat jemaat HKBP seluruh dunia sibuk menghabiskan waktu, tenaga dan uang untuk melaksanakan acara Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan HKBP Tahun 2023.
Menurut Bestari Hutagalung, perilaku oknum pendeta meninggalkan kewajiban menyampaikan kotbah di acara ibadah sepertinya baru kali ini terjadi, terutama di lingkungan HKBP Pardamean. “Aku sejak masih kecil sudah bergereja di HKBP Pardamean, belum pernah melihat ada gembala jemaat yang sampai hati meninggalkan tugas berkotbah di kebaktian partangiangan,” katanya.
Ir Ferry Sitorus dan Ir Cristop Siagian senada juga mengaku kecewa dan menyayangkan terjadinya peristiwa itu.
“Kenapa seorang pendeta tega meninggalkan partangiangan, hingga tidak disampaikannya firman Tuhan yang menjadi tanggungjawabnya. Memang beliau digaji dari kantor pusat, tapi itu semua sumbernya juga berasal dari persembahan seluruh jemaat,” ungkap Ferry Sitorus.
Ir. Cristop bahkan menyarankan perlu dilakukan pembinaan bagi para pendeta untuk pematangan emosional untuk tugas-tugas penggembalaan.
Jemaat lain dari sektor berbeda Ir Hotman Sitorus juga ikut kecewa mendengar kabar pendeta meninggalkan lokasi acara hingga batal berkotbah, “Aku juga terkejut, seorang pendeta tega meninggalkan acara partangiangan dan menghindar dari tanggungjawabnya. Sepengetahuan saya, hal seperti ini belum pernah terjadi di manapun di HKBP,” katanya.
Ketika dikonfirmasi tentang pemicu peristiwa itu kepada sintua yang ada di Sektor 6B, St Drs AE Simanjuntak, SH kepada SIM memaparkan kronologi peristiwa itu berawal ketika dirinya menanyakan kepada pendeta berinisial JBP, kenapa ada kegiatan pemuda yang menggunakan gedung gereja. Soalnya sudah ada kesepakatan, bahwa tidak diperbolehkan aktivitas apapun menggunakan gedung gereja, kecuali kebaktian minggu.
“Diduga karena dialog yang berujung perdebatan itu, Pdt JBP tiba-tiba meninggalkan acara ibadah di gedung sekolah minggu dan tidak kembali lagi hingga acara ibadah partangiangan selesai. “Parjamita (pendeta-red) meninggalkan tempat partangiangan hingga acara selesai membuat jemaat kebingungan,” paparnya.
Saat hal ini coba dikonfirmasi, kepada Pdt JBP yang dihubungi via ponselnya tidak menjawab panggilan wartawan.
Nelson