Reportika || Kab Bekasi – Sejumlah alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cikarang Selatan, tidak bisa mendapatkan ijazah lantaran ditahan oleh pihak sekolah karena dianggap masih memiliki tunggakan iuran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) serta uang gedung sekolah.
Sumiyati (40) salah satu orang tua siswa yang sudah lulus sejak tahun 2021 menuturkan, putranya tidak bisa mendapatkan ijazah dari sekolah karena masih memiliki tunggakan uang SPP sebesar 2 juta rupiah.
“Itu tunggakan masalah SPP waktu kelas 1 kelas 2 kan bayar SPP kalau kelas 3 udah gak bayar gratis, kita posisi pedagang ya gak kerja di PT suami dagang, kalau dagangkan gak bisa di pastiin,” jelas Sumiyati saat ditemui di rumahnya Perumahan BCA, Desa Ciantra, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jumat (10/11/23).
Menurutnya, putranya tidak bisa mendapatkan ijazah saat kelulusan pada tahun 2021 karena tidak mampu membayar tunggakan yang disebutnya untuk menebus ijazah.
“Waktu kelulusan kita belum bisa nebus ijazah anak saya, jadi sampai sekarang anak saya gak bisa kerja di PT yang resmi, soalnya belum ada ijazah, tunggakan itu 2 juta SPP,” ungkapnya.
Saat itu, kata Sumiyati, putranya hanya mendapatkan surat kelulusan setelah lulus sejak 2 tahun lalu. Bahkan, untuk meminta copyan ijazah yang di legalisir untuk kepentingan melamar kerja, tetap tidak bisa didapat dengan alasan harus melunasi tunggakan terlebih dulu.
“Tahun 2021, gak dapat legalisir cuma dapat surat kelulusan aja. Pernah waktu itu anak saya mau minta foto copyan itu buat kan mau kerja di pt ada yang bawa mau minta foto copyan gak boleh harus bayar dulu,” ujarnya.
Sejauh ini, selama 2 tahun Sumiyati tidak tahu harus melapor kemana, lantaran minimnya pengetahuan terkait hal tersebut. Ia berharap, ada kebijakan dari sekolah agar ijazah anaknya itu bisa diperoleh dan digunakan untuk syarat melamar pekerjaan.
“Ya pengennya ijazah anak saya turun buat biar dia bisa kerja di pt yang resmi gitu, iya dia kan masa depannya masih panjang. Sebenarnya kan sekolah negeri itu kan gratis, tapi kan gak tau kok begini malah membebankan,” keluh Sumiyati.
“Kalau saya di rumah aja, suami jualan es doger, kalau jualan kan gak bisa dipastiin sehari dapet berapanya, rata-rata gak sampai seratus ribu, kita juga kan punya bayar buat rumah terus kebutuhan anak-anak yang lain juga,” tutupnya.
Ditempat terpisah, Vina Aprillia (20) siswi yang juga lulus dari SMKN 1 Cikarang Selatan sejak tahun 2021 mengungkapkan, hingga saat ini dirinya pun belum menerima ijazah, lantaran ditahan oleh pihak sekolah karena memiliki tunggakan sebesar 2,8 juta rupiah.
“Iya karena nunggak pak, Vina itu kan sakit dari awal tahun 2021, bulan Febuari Vina masuk rumah sakit nah di bulan Mei itu kan ada kelulusan, Vina gak tau kalau ada uang kelulusan dan lainnya,” kata Vina.
Vina juga mengaku tidak pernah tahu rincian biaya tunggakan yang dibebankan terhadapnya sebesar 2,8 juta rupiah. Sedangkan kata Vina, untuk uang gedung sekolah sudah dilunasi sejak duduk dibangku kelas 10.
“Vina gak tahu, Rp 2.800.000 itu apa aja rinciannya, kaya apa SPP atau kalau uang gedung Vina udah lunas dari Vina kelas 1 berarti kelas 10 udah lunas, dan Vina nunggak spp kalau setahu vina itu cuma dari pas Vina sakit berarti setahun lah hitungannya, kok sampai 2,8 juta Vina cuma mau tau aja rincian nya aja,” tuturnya.
Menurut Vina, pihak sekolah tidak memberikan ijazah karena tunggakan tersebut. Bahkan, saat dirinya menanyakan rincian biaya yang tertunggak pun pihak sekolah tidak bisa memberikan hal tersebut.
“Gak bisa kalau kamu belum melunasi semuanya ijazah tetap di sekolah, bu Vina mau rinciannya vina mau tau rinciannya apa aja uang segitu, dijawabnya nanti yah kalau kamu ada uang kamu ke sini baru saya kasih tau,” ungkap Vina.
Akibat ijazah yang ditahan oleh pihak sekolah, Vina mengaku selama hampir 3 tahun sejak lulus sekolah Vina tidak bisa melamar pekerjaan di perusahaan, karena harus menunjukan ijazah asli dalam persyaratannya, sehingga terpaksa Vina harus menganggur selama ini.
“Pernah Vina ngelamar juga terus pas udah tes ditanyain ijazah aslinya, kamu kok belum ada ijazahnya kan soalnya kelulusannya udah lama kecuali baru setahun kemungkinan emang belum jadi ijazah begitu kata orangnya, cuma ada SKL,” sebutnya.
Ironisnya, kata Vina, bukan saja dirinya, banyak siswa lainnya yang mengalami hal yang sama, bahkan diduga ada puluhan siswa dan siswi di sekolah tersebut yang belum mendapatkan ijazah dan harus melunasi tunggakan biaya yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Ekka/Red