Hujan Deras Disertai Angin di Sragi Lamsel, Pohon Padi Roboh, Petani Lesu

Reportika.co.id || Lampung Selatan, Lampung – Hujan di sertai angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan pada sabtu malam, pukul 10.30 WIB, mengakibatkan puluhan hektar tanaman padi milik para petani di Desa Kuala Sekampung Kecamatan Sragi yang siap panen pada awal bulan juni ini banyak mengalami roboh batang.

Dengan robohnya tanaman padi milik para petani di wilayah Desa kuala Sekampung, para petani mengeluh, pasalnya mereka harus mengeluarkan biaya kembali untuk mempekerjakan orang mengikat batang padi agar tegak sehingga tidak mempengaruhi buahnya yang hampir menguning.

Sudirman (45 tahun) salah satu petani di Desa Kuala Sekampung Kecamatan Sragi Mengatakan lahan persawahan miliknya yang luasnya hampir 2 hektar akan panen seminggu kemudian, semuanya rubuh rata bagaikan permadani yang di bentangkan sedangkan posisi padi miliknya baru kuning separoh perkiraan akan di panen pada awal bulan juni ini.

“Melihat kondisi padi seperti ini saya sangat sedih mas kemaren saya ke sawah melihat padi masih tegak lurus, dengan kondisi padi hampir menguning seluruhnya perkiraan nanti awal bulan juni akan penen namun hujan yang di sertai angin kencang tadi malam mengakibatkan padi milik saya yang hampir 2 hektar ini pada roboh semua, sehingga saya harus mengeluarkan biaya kembali untuk membayar orang bekerja mengikat batang pedi saya yang roboh di terjang hujan dan angin kencang tadi malam mas,” Ucapnya.

“Sekarang ini saya harus mengeluarkan biaya untuk mengikat batang padi milik saya sebesar 3 hingga 4 juta, karena saya memperkerjakan orang sebanyak 20 orang, ini saya lakukan agar tanaman padi saya tidak mengalami kerusakan yang lebih para akibat roboh karena apa bila saya biarkan padi tidak akan mengisi normal apa lagi akhir akhir ini hujan sering datang tidak menentu di khawatirkan padi akan terendam dan akan membusuk apa bila tidak cepat cepat di tegakan kembali,” tuturnya.

“Biarlah saya mengeluarkan biaya kembali untuk mengikat batang batang padi milik saya yang roboh agar nantinya dapat di panen tepat pada waktunya, sehingga hasilnya panennya tidak merosot sehingga hasil panennya pada musim rendeng seperti sekarang hasilnya akan stabil,” Tambahnya.

Disinggung harga gabah kering panen (GKP) di wilayah Kecamatan Sragi, Sukiman menuturkan kalau pada bulan bulan kemaren harga gabah kering panen di wilayah Kecamatan Sragi di beli pengepul mencapai kisaran 5000 hingga 5500/ kg beda dengan di borong di batang harga per hektarnya bisa mencapai RP 30 juta hingga Rp 35 juta

“Tapi sekarang ini dengan kondisi padi yang seperti ini harga gabah kering panen saya belum tahu mas soalnya padi di wilayah Desa Kuala Sekampung sekarang ini rata-rata pada roboh, saya sangat berharap harga gabah kering panen tidak anjlok bahkan harganya bisa naik mengingat para petani sekarang harus menambah biaya lagi untuk merawat padi mereka,” Tuturnya.

Nada yang sama di sampaikan Poniran 46 tahun yang juga tetangga Sukiman lahan persawahan miliknya hanya 1 hektar juga mengalami hal yang sama akan tetapi miliknya baru mulai mengisi atau masih hijau semuanya pada roboh hanya 1/4 hektar yang tidak mengalami roboh sehingga saya sangat khawatir kalau padi saya tidak mengisi kalau tidak segera di tegakkan.

“Saya sangat berharap agar curah hujan tidak lagi turun pada awal bulan juni ini, sehingga padi kami tidak banyak yang roboh lagi sehingga padi dapat mengisi dengan baik sebab apa bila hujan turun lagi akan merendam padi saya yang masih hijau sehingga nantinya akan mengalami gagal panen, karena pada musim rendang ini di Desa Kuala Sekampung Kecamatan Sragi akan menghadapi panen Raya, hal ini sawah milik para petani semuanya sangat bagus akan tetapi dengan padi milik petani banyak pada roboh seperti ini membuat para petani semuanya menjadi lesu,” Tuturnya.

Agusnadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *