Reportika.co.id || Bahodopi, Sulteng – Wilayah Bahodopi yang masuk kawasan industri erat berpengaruh terhadap jumlah penduduk yang semakin hari bertambah, bakal dipastikan warganya membludak akan pula berpengaruh pada pemukiman penduduk yang makin merambah kesetiap lahan yang tersedia.
Sementara Perusahan tidak pernah kendor untuk tetap terus memperluas lagi area lokasi usaha.
Seirama dengan pesatnya penduduk yang berdatangan dari luar daerah, Morowali berlomba untuk mendapatkan tempat usaha maupun pekerjaan diperusahaan yang membutuhkan tentunya terlebih dahulu memusatkan perhatian mendapatkan lahan untuk tempat tinggal.
‘Melihat situasi itu sejumlah penduduk lokal yang memiliki tanah tidak menyia-nyiakan kesempatan mengkapling setiap lahan tanahnya lalu menjual dengan harga yang fantastik, kronologis itu pula tidak dilewatkan oleh sejumlah oknum alias calo yang trendi disebut makelar tanah memanfaatkan situasi bahkan mengakui tanah milik pribadi ali alai ketika ditelusuri hanya memanfaatkan guna mendapatkan keuntungan. Menyedihkan,”ungkap H Umar warga Bahodopi.
“Pasalnya ada tanah yang sudah dijual oleh pemiliknya, masih pula dijual ke orang lain ironisnya dimunculkan sertifikat dengan nama lain, belum lagi ada kejadian penjualan silang dengan mematok harga tanah yang meroket tanpa melibatkan Pemerintah Desa. Nah hal seperti itulah yang mesti dihindari, bila terjadi masalah baru menginjakan kaki dikantor desa aneh bin ajaib,”Cetus Umar.
“Diwilayah Bahodopi bahkan di Morowali bukan lagi rahasia umum permasalahan harga tanah yang meroket bila pembeli tidak jeli maka akan merugi, seperti yang di alami salah seorang korban (sengaja nama dan pekerjaan tidak disebutkan) sempat ditipu oleh salah seorang oknum, menjual tanah dengan pengakuan tanah yang dijual milik oknum. Begitu ditelusuri setelah membayar DP ternyata tanah yang dimaksud oknum legalitas dokumen dan kepemilikan tidak jelas. Ironisnya tanah yang dijual milik orang lain Modus dan trik para makelar ini luar biasa tapi disayangkan, kasus pembelian tanah di Bahodopi beragam cara dilakukan makelar walaupun kegesitan para oknum makelar tanah itu bergentayangan di Bahodopi dapat di tebas dan pungkas oleh Bung ucok,” Tegas Umar.
Pemerintah Desa Bahodopi dibawah kendali Bung Ucok dalam penerapan penjualan maupun pembelian menegaskan kapada penjual maupun pembelih tanah harus sesuai prosudur rapi secara administrasi, bila tidak jelas adiministrasi maka pembelian atau penjualan jangan berani dilakukan.
Ketegasan Ucok menerapkan ketegasan tersebut memberikan dapak moral membuat makelar tanah patah semangat bila ada keluhan warga terkait tanah dan dinilai mencurigakan maka Bung ucok sendiri yang turun Medan untuk memeriksa sekaligus melakukan konfirmasi lalu mengukur tanah yang diklaim.
Menurut warga yang terselamatkan, bereaksinya makelar memperdagangkan tanah seenaknya. ketegasan yang dilakukan Ucok mempuni, tidak ada yang lagi berani mengaku-ngaku memiliki tanah apalagi tanpa surat kepemilikan jelas, bila memang masih ada terjadi di Bahodopi berarti diluar kendali pengawasan Pemdes bila disinyalir memungkinkan tidak sesuai prosudur dan mekanisme, Bung Ucok langsung melibasnya, banyak calo yang kapok bahkan tak mau lagi jadi makelar tanah akibat dari kesiapsiagaan ucok menjaga kestabilan masyarakatnya serta menjaga nama baik Pemerintah Morowali.
Darman