Reportika.co.id || Sukabumi, Jabar – Sukabumi Jabar, Ratusan warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi menggeruduk gedung DPMD di Jalan Kiaralawang, Kel/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, atas tidak lolosnya calon Kepala Desa yang mereka usung, Senin 11/09/2023.
Dari pantauan di lapangan, ratusan warga tersebut menuntut kepada DPMD untuk dilakukan kembali seleksi ulang karena dianggap ada kecurangan, sempat dilakukan audensi namun masa terus berorasi bahkan sempat ada gesekan karena masa tersinggung oleh ucapan Ketua Panitia tingkat Desa.
“Ingin punya keadilan saja, pas kemarin itu ada ke keganjilan dan kejanggalan, kenapa yang sakit lolos. Kenapa pilihan kami yang normal, berpengalaman jadi RW, gak lolos, itu yang tiga kali ikut pemilihan gagal masuk. Itu yang bikin kami ganjil, kenapa pilihan kami enggak,” ujar Wina Sintia Dewi, salah satu masa peserta aksi.
Wina menjelaskan, semua calon ada 7 yang 2 gagal termasuk usungannya Moch Silmi Nurjaya. Yang dianggap lebih berkompenten juga sudah terbukti selama menjabat RW.
“Kami menuntut ujian seleksi kembali dilaksanakan. Masa yang datang hampir 400-500 orang, ini tidak semua karena hari senin, kalau hari libur bisa sampai 1000 sampai 2000 bisa masuk kesini. Saya itu pengen punya pemimpin, kepala Desa Karang Tengah itu yang amanah, usungan kami kenapa di jegal apa salahnya, sedangkan semuanya sudah sempurna,” terangnya
“Pak Silmi pilihan kami, Pak Silmi itu sebetulnya tidak ambisi untuk jadi kepala desa cuma warga pingin, karena dia sudah menjabat RW selama 8 tahun lebih kepake sama masyarakat. Saya ingin kebenaran keadilan, saya tidak ingin di pimpin korup korup yang ada di atas yang di beking oleh Dewan,” tuturnya
Ditempat sama, Kuasa Hukum M Tahsin Roy mengatakan, aksi yang dilakukan masa pendukung Moch Silmi Nurjaya melihat bahwa ada kesan, pihak panitia penyelenggara pemilihan Kepala Desa Karang Tengah Cibadak itu diduga ada manipulasi kaitan soal hasil data test wawancara baik secara lisan maupun tertulis.
“Kami menilai ada manipulasi soal hasil data test wawancara yang diadakan pihak perguruan tinggi, oleh karena itu memang hari ini setelah kami mengadakan audensi ke dalam, beberapa perwakilan berbicara dengan kepala dinas, kami tidak mendapatkan hasil yang puas,” kata Roy kepada awak media.
“Kami tidak mendapatkan jawaban, karena mereka merasa mereka benar, panitia merasa bahwa itu semua sudah final dan sebagai kuasa hukum, kami pihak pihak yang mempersoalkan hari ini akan mengajukan gugatan baik secara perdata baik di pengadilan negeri maupun di pengadilan TUN (Tata Urusan Negara),” tegasnya
Roy menyebut tidak adanya surat keputusan seperti itu, melihat ada cacat secara formil, oleh karena itu sesuai dengan ketentuan pasal 35 ayat 1 perorangan atau badan hukum yang merasa dirugikan maka dia punya hak untuk mengajukan gugatan secara perdata.
“Surat keputusan itu memang diatur secara perundang undangan. Kalau menurut versi mereka kan sudah menurut peraturan bupati, justru kami merujuk pada peraturan 62 UU tahun 2022 kaitan soal peraturan bupati, itu kami merasa bahwa justru disini ada pelaksanaan teknis yang dikangkangi, kami menduga itu maka kami persoalkan seperti itu,” pungkasnya.
Rinto wahyudi