Dua Bulan Belum Beroperasi, Proyek Pemasangan Pipa Air Bersih Dipertanyakan Warga BTN Linomaloga

Reportika.co.id || Majene, Sulbar – BTN Linomaloga dan Perum Lembang Permatasari dan sekitarnya lingkungan Talumung Kelurahan Tande Timur Kecamatan Banggae Timur kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat mempertanyakan adanya Proyek pemasangan pipa pengadaan air bersih yang sumber air sumur air bawa tanah di parang-parang yang dikerjakan sejak Desember 2023, tetapi hingga sekarang airnya belum mengalir maksimal.

Padahal pekerja proyek itu telah mengumpulkan KTP warga yang terkena dampak proyek SPAM itu, dan ketika dikonfirmasi Jurnalis Reportika.co.id jakarta siapa nama penanggungjawab proyek tersebut, pekerja mengaku tidak tahu menahu dan pihaknya hanya diminta kerjakan proyek sambungan pipa tersebut untuk pengadaan air bersih untuk warga.

“Kami tidak tahu pak, kami hanya pekerja, disuruh menyambung pipa,” katanya.

Diketahui, pengadaan air bersih yang suplai PDAM nampaknya kewalahan pasca rusaknya mesin instalasi di Galung Tuluk Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, membuat warga menjerit karena pasokan bersih ditangani PDAM Tirta Majene tidak mampu melayani konsumen air bersih karena sumber air digunakan hanya Abaga yang melayani ribuan pelanggan di dua Kecamatan yakni Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae Timur dalam Kabupaten Majene.

Menyikapi fenomena air bersih disuplay PDAM Tirta Majene kewalahan, sehingga ada pihak tertentu ingin membantu warga yang sekian tahun tidak pernah menikmati air bersih dari PDAM Tirta Majene, hanya saja oknum itu tidak pernah menyampaikan kepada masyarakat kalau akan di bangun dan dikerjakan pemasangan pipa air bersih kepada warga sehingga warga terkena kegiatan proyek PDAM mempertanyakan waktu air mengalir, karena telah memasuki dua bulan sejak penyambungan pipa itu telah dilakukan tetapi hingga sekarang proyek perpipaan belum berfungsi dengan baik.

Sebelumnya proyek SPAM itu warga yang ingin memasang tulang pekerja proyek itu sebelumnya diminta menemui kepala lingkungan Talumung kelurahan Tande Timur, Abdul Rahman untuk minta restu disambungkan pipa air.

Proyek SPAM itu dikerjakan bukan secara kolektif tetapi berdasarkan restu dari kepala Lingkungan Talumung maka penyambungan pengadaan pipa tiga inci dan kilometer lalu ditindaklanjuti pekerja tanpa biaya.

Ironis memang pemasangan kilometer itu sama yang dipasang PDAM Tirta Majene sebelumnya, yang kini hanya mampu mengalir sekali sepekan karena air bersih disuplai PDAM Tirta Majene yang bersumber dari Sungai Obaga di Desa Pambonoran Kecamatan Banggae Kabupaten Majene, Debetnya berkurang utamanya pada saat musim kemarau maupun musim penghujan seperti sekarang.

Diketahui bahwa proyek SPAM dari PDAM sekitar sepuluh tahun silam tetapi proyek itu tidak berfungsi dengan baik sehingga warga bermohon secara umum untuk pengadaan air bersih dari PDAM Tirta Majene tetapi hingga sekarang lagi- lagi tidak maksimal pasca rusaknya mesin instalasi PDAM di Galung Tuluk kecamatan Tinambung kabupaten Polewali Mandar Karen dihantam banjir bandang dan membuat Pihak PDAM Tirta Majene mencari dana untuk perbaikan mesin instalasi sekitar Rp 2 miliar karena tidak memiliki kas.

Sebanyak itu meski hingga ke pusat mencari dan sebanyak itu tetapi selalu gagal, apalagi Pemkab Majene Tidak mampu mengalokasikan dana sebanyak Rp 2 miliar.

Sementara kepala lingkungan Talumung Kelurahan Tande Timur, Abdil Rahman ketika ditanya Wartawan media ini tentang siapa penanggungjawab proyek SPAM pemasangan kilometer pengadaan air bersih dirinya hanya menyampaikan bahwa penanggungjawab proyek itu orangnya tidak jauh dari rumah Alquran Pesantren Adayatullaj Kabupaten Majene dan tidak menyebut oknumnya sehingga warga semakin curiga kalau proyek pengadaan air bersih di wilayah Kelurahan Tande Timur merupakan proyek siluman karena tidak ada warga mengetahui kehadiran proyek itu

“Kami tidak bisa menyebutkan, hanya saja pemilih proyek ini bukan orang jauh,” kata Kepala Lingkungan Talumung.

“Untuk sementara kita mau rapat dengan warga untuk menentukan harga pemasangan kilometer setiap warga yang mendapat proyek itu, tetapi waktunya belum ditentukan, kalo bisa dimasukan komentar Kepala lingkungan bersangkutan biar unsurnya terpenuhi bos,” tambahnya.

Hingga berita ini tayang, Reportika belum mengetahui sumber anggaran termasuk penanggungjawab proyek yang di duga proyek siluman, dan melalui media ini dihimbau pihak Kejati Sulbar dan jajarannya maupun APH di Sulbar agar seger mengusut tuntas proyek pengadaan air bersih di Kelurahan Tande Timur yang hingga sekarang belum difungsikan dan berpotensi terjadinya penyimpangan.

laporan: Andira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *