Drainase Buruk di Majene Sulbar Potensi Meningkatnya Penyakit DPD

Oleh : Andira Moerdani, Koordinator Wilayah Sulawesi Barat

Reportika.co.id || Sulbar – Tampaknya Pemerintah mulai bergerak dan intens melakukan sosialisasi di sejumlah titik wilayah untuk menyampaikan dan mengingatkan masyarakat yang tinggal di pemukiman wilayah yang rawan banjir yang sebagai kawasan mudah terjangkitnya jintik- jintik- nyamuk untuk berkembang biak, pemerintah melalui kesehatan mulai intens lakukan sosialisasi seperti di tempat- tempat ibadah maupun tempat strategis lainnya, untuk mengingatkan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kebersihan sampah di genangan air hujan, sehingga nyamuk jenis malaria atau biasa dikenal DBD tidak berkembang biak dan sangat membahayakan manusia.

Hanya saja upaya Pemerintah untuk melakukan sosialisasi, terkesan kurang efektif karena cenderung membenahi sasaran tempat rawannya berkembang biaknya jintik- jintik nyamuk malaria atau DBD, dan nyamuk ini memang ganas dan mematikan jika tidak dilakukan pencegahan sejak dini, dengan membunuh jintik- jintiknya melalui semprotan Pungging ataupun membakar bekas sampah yang dinilai dapat mempercepat pengembangbiakan jintik- nyamuk tersebut.

Padahal harusnya pemerintah jika ingin fokus memberantas nyamuk be bahaya itu (DBD) perlu dibenahi dan diperbaiki adalah tata kelola drainase, agar air yang bersumber dari hujan lokasi itu tidak tergenang dan berpotensi untuk mendatangkan penyakit DBD.

Seperti diketahui, khusus Provinsi Sulawesi Barat, sejumlah wilayah intensitas hujan mulai membuat pemerintah melalui Dinas Kesehatan mulai bergerak melakukan sosialisasi disejumlah tempat- ibadah seperti masjid, sebagai bentuk himbauan terhadap warga agar tetap waspada dan menjaga kebersihan sehingga nyamuk malaria atau DBD tidak berkembang biak dan dapat mengancam manusia,bahkan mematikan.

Seperti disampaikan kelingkungan Talumung kelurahan Tande Timur kecamatan Banggai Timur kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, Abdul Rahman, dari catatan wartawan Reportika.co.id, daerah ini merupakan daerah langganan banjir setiap tahunnya ketika mudik hujan tiba lantaran buruknya penataan pembangunan Drainase disamping itu kawasan penyerapan air pada saat musim hujan nyaris saja tidak ada sehingga membuat sejumlah titik wilayah ini dapat dipastikan terjadi pemandangan banjir, walaupun jika tidak terlalu deras dan hanya beberapa menit saja pasti wilayah itu tergenang air akibat banjir seperti disekitar kawasan kantor Kejaksaan Negeri Majene, dan kampus Rektorat Unsulbar, jalan Trans Sulawesi termasuk hotel Dafina dan masjid Adayatullah dan sejumlah pemukiman termasuk kompleks perumahan Pemkab Majene yang tepatnya belakang rektorat Universitas negeri Sulawesi Barat, termasuk Badan jalan masuk pemukiman warga hingga setinggi sekitar 30 cm atau lutut orang dewasa
Pemandangan terjadi setiap tahun tetapi pemkab setempat terkesan membiarkan peristiwa ini terjadi sepanjang tahun.

Sejak kepemimpinan Bupati Majene, H.Andi Syukri Tammalele, wilayah ini tidak pernah diperhatikan dan tidak pernah dibenahi membuat ruas dan badan jalan ikut rusak berat utamanya poros masuk kampus dua Unsulbar kini kondisi jalannya rusak dan tidak ada upaya pemkab Majene memperbaiki poros tersebut terutama para musim hujan air mengalir melalui jalan lantaran tidak memiliki derainase dan ke pemukiman warga kompleks perumahan Lembang Permatasari lininomaloga dan sekitarnya, dalam wilayah Kecamatan Banggai Timur.

Wilayah ini setiap tahunnya merupakan wilayah langganan banjir utamanya pada musim hujan, bukan itu saja, masih ada cacatan Reportika.co.id, wilayah ini, umumnya warga kesulitan air bersih yang selama ini di suplai dari PDAM Tirta Majene pasca rusaknya instalasi PDAM di kecamatan Tinambung Kabupaten tetangga Polewali Mandar akibat terjadinya banjir bandang hingga sekarang belum ada upaya pemkab Majene memperbaiki dengan alasan klasik bahwa memperbaiki instalasi PDAM itu membutuhkan anggaran sekitar Rp 2 miliar sementara anggaran dari APBD belum tersedia dan masih menunggu dari Uluran tangan dari Pemerintah Pusat untuk membiayai proyek instalasi PDAM di di Desa Galung Limbok kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.
Tetapi disaat warga membutuhkan air bersih sementara jadwal mengalirnya air bersih yang disuplai pihak PDAM Tirta Majene tidak mampu memenuhi kebutuhan warga sehingga muncul satu proyek pemasangan pipa, dengan menggunakan perpipaan hanya saja hingga kini pemasangan perpipaan sudah terpasang warga belu mengetahui siapa penanggungjawab proyek pemasangan pipa itu sehingga patut diduga kalau munculnya proyek pemasangan pipa dengan menggunakan kilometer tanpa dibebani pembayaran sepeserpun, adalah merupakan proyek siluman yang perlu diusut APH agar dana digunakan tepat sasaran dan warga yang tinggal di pemukiman terkena proyek yang diduga siluman itu tidak dirugikan walaupun tidak dibebani biaya pemasangan.

Laporan’ Andira Sulbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *