Diduga Cari Keuntungan, Kinerja Aparatur Desa Solonsa Dikritik Warga Sendiri

Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Pemerintah Desa Solonsa menuai kritik dan anggapan miring dari warga setempat.

Pasalnya aparatur Desa dianggap tidak transparan kepada warga terkait adanya kompensasi dan hasil pengalihfungsian tanah milik negara yang selama ini dikelola oleh warga.

Sikap Aparat Desa Solonsa sangat disayangkan dan di sesalkan UD, seorang warga yang minta dirahasiakan namanya, karena tidak pernah melakukan sosialisasi maupun pemberitahuan kepada warga yang terdampak, seolah membentuk koalisi sendiri mengatur program desa serta menjalin kerja sama dengan pihak perusahaan.

“Kami selaku warga menduga, aparat Desa Solonsa sangat berlebihan mengeruk keutungan demi kepentingan pribadi, tanpa melihat warga yang semestinya mendapatkan hak,” Cetus warga yang merasa tidak menerima haknya.

“Selaku Warga Salonsa kami bingung baik terhadap perusahaan maupun pemdes, Pasalnya Tanah milik negara yang dikelolah warga telah menjadi hak perusahaan, anehnya kesepakatan penjualan tidak melibatkan warga yang mengelola lokasi yang masuk dalam area perusahaan. Eloknya pemdes melibatkan warga jangan menutup mata hanya untuk mendapatkan keutungan pribadi. Warga juga manusia yang berkebutuhan. Belum lagi terkait kompensasi disinyalir sengaja untuk tidak diberitahukan ke warga agar hasil kompensasi ataupun bentuk fie dari perusahaan yang semestinya diberikan ke warga terhenti di pengurus yang telah ditata oleh pemdes. Warga menginginkan keterbukaan dan transparasi bukan pembohongan publik. Nah bila warga menduga miring itu tidak ada salahnya karena sikap menguntungkan dan kepentingan para oknum,” tegas warga Berinisial WH.

“Kehadiran Perusahaan di suatu wilayah tentu akan memberi dampak positif baik terhadap warga yang berada dilingkar kawasan perusahan maupun pemerintah yang mengeluarkan izin pelaksanaan proyeksi demikian pula pemerintah Desa,” cetus RN, seorang warga lainnya.

Namun bagaimana bila kehadiran perusahaan malah meresahkan masyarakat tentu akan menjadi tanda tanya serta anggapan miring baik kepada Pemerintah yang mengeluarkan izin pelaksanaan proyeksi perusahaan maupun pemerintah desa selaku pemilik warga yang berada dalam kawasan produksi.

‘Seperti yang terjadi terhadap kami warga salonsa Pasalnya, warga dikejutkan dengan pemberian uang – sontak selaku warga bertanya uangnya dari siapa dan untuk apa,” Ungkap RN lagi.

‘Menurutnya kami warga kaget kenapa tiba tiba didatangi aparat Desa, lalu disodorkan uang.. kami berpikir mungkin ada bantuan sosial lagi dari Pemerintah, ternyata uang itu hasil dari penjualan tanah yang telah disepakati oleh Pemdes dan pihak perusahaan,” tuturnya.

“Kami sangat kecewa dengan perihal Aparat desa yang seenaknya menjual tanah milik warga tanpa memberikan pemberitahuan, mestinya pihak perusahaan dan aparat desa melibatkan warga ketika melakukan kesepakatan. tidak ada indikasi merugikan warga,” paparnya.

‘Nah yang terjadi pada kami warga Desa solonsa, oknum aparat Desa telah sepihak melakukan penjualan, warga jujur saja kami curiga Ada Supermi dalam telur demi mengeruk keutungan dan kepentingan masing masing oknum. Warga yang merugi,” Tandas sumber tersebut.


Bersambung…

Dugaan Meraih 1 Dolar, Warga jadi tumbal. PT KER, syarat Sosialisasi.

Darman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *