Reportika.co.id || Polman, Sulbar – Akibat beredarnya berita berbentuk Hoax, membuat pihak sekolah dalam jajaran Dikbud Polewali Mandar terpaksa gigit jari dan resah, lantaran kegiatan proses belajar mengajar yang sangat membutuhkan anggaran operasional tidak bisa maksimal.
Sejumlah Kepala Sekolah dan bendahara dana Bos dihubungi Reportika menyampaikan, beredar informasi bahwa mulai Minggu kedua November 2023 dan Bos mulai cair, tetapi faktanya hanya sebuah informasi dalam bentuk Hoax atau berita bohong membuat pihak sekolah dalam jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat mengalami keresahan dan gigit jari.
Informasi berkembang yang dihimpun Reportika, bahwa lambatnya Dana Bos di Kabupaten Polewali Mandar untuk di cairkan diduga ada beberapa penyebab, diantaranya LPJ setiap sekolah terlambat disampaikan kepada bagian manager dan Bos Dinas Dikbud Polman, selain itu lambatnya proses penerbitan rekomendasi pencairan dana Bos, Termasuk operator komputer.
Selain itu, adanya kebijakan yang diterapkan Pemkab Polman bahwa semua dan Bos dimasukkan dalam struktur APBD Polman yang merupakan salah satu penyebab lambannya proses pencairan dan Bos yang menjadi untuk memperkuat PAD yang sulit mencapai target realisasi setiap tahunnya, bahkan penerapan kebijakan penggunaan Dana Bos sehingga patut diduga kalau sasaran dan Bos dinilai salah sasaran dan terjadi dugaan penggelembungan Dana Bos dan Mark up, sehingga perlu diaudit akuntan oleh pihak berwenang.
Padahal penggunaan dan di setiap sekolah harus berdasarkan RAKAS. Sementara yang biasa ditemukan sasaran penggunaan dan Bos tidak sesuai dengan regulasi dan juknis karena adanya kegiatan mendadak yang tidak pernah direncanakan sebelumnya tetapi hanya dalam bentuk partisipasi dan loyalitas terhadap pimpinannya.
Seperti disampaikan salah seorang bendahara salah satu sekolah dalam jajaran dinas Dikbud Polman, bahwa Dana Bos disekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kecamatan Campalagian hingga sekarang belum cair, sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak utamanya setumpuk utang sekolah yang harusnya diselesaikan diawal November 2023 tetapi apa daya dana Bos yang diprediksikan akan cair pada pertengahan bulan November 2023.
“Permasalah dana bos ini kan menyangkut dengan operasional sekolah, dan dengan lambatnya dana tersebut dicairkan, tentu sekolah harus mencari opsi lain dengan cara mencari dana talang (berhutang), agar operasional sekolah tetap berjalan,” ujarnya.
Senada dengan salah seorang Kepala SD Negeri di wilayah kecamatan Polewali juga memprediksikan kalau dan Bos akan cair pada Minggu kedua November 2023, tetapi faktanya tidak demikian dan pihaknya terpaksa harus bersabar meski sesungguhnya harus menyelesaikan beberapa utang sekolah dipimpinnya belum bisa diselesaikan karen dana Bos tidak cair tepat waktu dan pihaknya masih terus menunggu perkembangan selanjutnya.
“Kami di SDN, tentu sangat bergantung kepada dana BOS, dengan lambannya anggaran BOS dicairkan, kami harus berhutang kepada pihak ketiga, kami tidak bosa memprediksi kapan anggaran ini dicairkan, namun tetap kami menunggu,” jelasnya.
Laporan: Andira Sulbar