Reportika.co.id || Palas, Lampung Selatan – Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Palas, Lampung Selatan, terendam banjir setelah diguyur hujan sejak Rabu malam 9 Maret 2023 hingga pagi. Dampak banjir itu tersebar di 10 desa se-Kecamatan Palas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media, usia tanaman padi yang terdampak banjir berbeda-beda. Ada tanaman padi yang baru berusia 15 hari setelah tanam (HST) dan ada pula yang berusia 45 HST.
Plt. Kepala UPTD Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-BUN) Kecamatan Palas, Tarmijan mengaku berdasarkan hasil laporan dari petugas penyuluh, areal tanaman padi yang terdampak banjir mencapai 477 hektare.
“Data sementara yang masuk baru 10 desa, mas. Ke-10 desa itu yakni Desa Baliagung 55 ha, Pematang baru 32 ha, Sukabakti 45 ha, Rejomulyo 25 ha, Pulautengah 60 ha, Palas jaya 50 ha, Bandanhurip 85 ha, Bumirestu 30 ha, Bangunan 10 ha, Mekarmulya 75 ha dan Sukaraja 10 ha. Total ada 477 ha, mas,” kata dia.
Dia mengatakan banjir tersebut disebabkan tingginya intensitas hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, ada sebagian areal persawahan sudah surut.
“Memang intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir sangat tinggi. Ini saja masih berpotensi hujan lagi,” kata dia.
Hingga saat ini, kata Tarmijan, pihaknya baru sebatas mendata dan melaporkan tanaman padi yang terdampak banjir ke Kabupaten. Bahkan, saat ini belum bisa dipastikan tanaman yang terendam banjir rusak atau belum.
“Ya, kita tunggu 4-5 hari kedepan. Kalaupun masih kebanjiran sudah dipastikan busuk tanaman padi. Apalagi tanaman yang masih usia muda,” kata dia.
Selain tanaman padi, kata Tarmijan, banjir juga merendam persemaian padi milik petani di Desa Pulautengah untuk lahan 100 ha, Bandanhurip 65 ha dan Mekarmulya 23 ha.
“Persemaian ini ada untuk sekitar 183 ha yang juga terendam banjir,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Gapoktan Bali Jaya Desa Baliagung, Dewa Aji Tastrawan mengatakan hingga kini tanaman padi masih terdampak banjir. Bahkan, saat ini debit air belum bisa surut karena debit air di saluran primer masih tinggi.
“Di Desa kami ada sekitar 55 Ha yang usianya berkisar 15 – 40 HST. Jelas, tanaman padi itu terancam rusak kalaupun tidak surut-surut,” kata dia.
Made.