Reportika.co.id || Banyuwangi, Jatim – Keberadaan Dinas PU Pengairan Banyuwangi merupakan salah kedinasan yang cukup eklusif di Banyuwangi, karena itu wajar jika yang menjadi kepala dinasnya dari dulu Definitif kepercayaan Bupati Banyuwangi, karena itu bisa jadi sebagai kepercayaan Bupati, kinerja Kadis PU Pengairan Dr. Ir. H. Guntur Priambodo, MM, menjadi terkesan paling santai tanpa didorong upaya – upaya yang bisa dirujuk sebagai prestasi di bidangnya.
Padahal, dia merupakan tokoh yang cukup ulet memperjuangkan haknya untuk bisa menjadi Sekda Banyuwangi, namun sayang repot kinerja selama menjadi Kadis PU Pengairan akan menjadi penghalang untuk niatnya menjadi Sekda, kecuali lewat jalur khusus KKN.
Biar tidak bias kesekitarnya, sebagai contoh adalah terkait Surat yang ia buat untuk menjawab Permintaan Hendro Sutijo, Nomor: 503/1963/429.105/2022 tanggal 09 September 2022 Prihal: Rekomendasi Pemasangan Box Culvert dan pembangunan plengsengan.
Pada poin 6 dalam isi surat tersebut, jelas batas yang diizinkan adalah 2 meter diukur dari bibir saluran, namun kenyataannya yang terjadi dilapangkan malah kurang dari 1,5 meter , dimana dengan persoalan tersebut ia selaku kepala dinas tidak bisa tidak bisa bersikap tegas,
Padahal, kita tahu persoalan penyumbatan dan penyempitan aliran menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Baby, seperti banjir bandang dikalibaru beberapa waktu lalu yang mengakibatkan puluhan rumah hanyut dan puluhan tanggul dan jembatan jebol.
Akibat banjir bandang tersebut, Pemda Banyuwangi diketahui juga terpaksa mengeluarkan anggaran belanja tidak terduga sebesar Rp. 191.557..000,00 dan 20.000.000.000,00.
Pernyataan tersebut disampaikan Kordinator Aliansi NGO Banyuwangi Beradab MH Imam Ghozali kepada beberapa awak media, pada 23 November 2023.
“Karena itu, kami berharap Bupati Banyuwangi untuk merotasi – mutasi Kadis PU Pengairan Banyuwangi, ” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, meskipun tidak dipungkiri sebagai Kepala Dinas pengairan Dr. Ir. H. Guntur Priambodo, MM, punya prestasi yang cukup menonjol yakni dibidang olahraga Bersepeda.
“Prestasi dan hobinya dalam olahraga Bersepeda menjadi modal kuat untuk memacu prestasi bidang olahraga yang kini terlihat letih dan lesu, dimana dalam olahraga diperlukan hoby dan keahlian khusus seperti halnya keahlian menyuruh dan mengendalikan orang untuk Demo,serta memberikan kompensasi bagi pendemo”. cetus Kordinator Aliansi NGO Banyuwangi Beradab.
Ia menambahkan, apalagi seperti kita ketahui hingga saat ini masih banyak Jabatan Kepala Dinas yang masih PLT dan sebagai pejabat negara, kelamaan dalam posisi PLT menurut kami kurang keren, sama kayak jadi PJ Bupati, meskipun posisi PLT biasa jadi nyaman karena merasa aman dibawah kendali terus menerus.
“Cuman jika Prestasi sebagai kepala dinas itu, dialihkan atau dianalogikan seumpama dalam peristiwa menyuruh, mengendalikan dan memberikan kompensasi untuk orang berdemo, selanjutnya menjadi lebih rumit, sebab ia yang semestinya menjadi pengendali akhirnya dikendalikannya atas bawah, dan itu menjadi candu terhalangnya kreativitas sosok kepala dinas,” pungkasnya.
Hendrik