Bendung Gerak Tempe Rugikan Petani, Warga Gelar Aksi di DPRD Wajo

Reportika.co,id || Wajo, Sulsel — Ratusan masyarakat tani dan nelayan dari empat Kecamatan di Kabupaten Wajo yang bermukim di pesisir Danau Tempe berunjuk rasa di Kantor DPRD Wajo.

 

Masyarakat asal Kecamatan Sabbangpanu, Tempe, Tanasitolo dan Belawa yang didampingi MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Wajo, mengeluhkan kehadiran Bendung Gerak Tempe yang berdampak terhadap mata pencaharian masyarakat.

 

“Semenjak adanya Bendung Gerak tempe di kelurahan Wiringpalennae, masyarakat pesisir di empat kecamatan ini sering gagal panen dan susah mendapat ikan,” kata aspirator warga, Abdul Rahim.

 

Lebih lanjut, Ketua MPC Pemuda Pancasila ini mengungkap, berdasarkan data tahun 2022 bahwa ada sekitar 7.716 Ha lahan persawahan yang terdapat dari 4 kecamatan diantaranya Sabbangparu 3,066 Ha, tempe 450 Ha. Tanasitolo 700 Ha dan Belawa 3.500 Ha yang sudah tergenang air dan tidak dapat dikelola lagi oleh petani akibat dampak Bendung Gerak Tempe.

 

“Ketika ini dirupiahkan, hasil panen petani dari 7.716 Ha lahan persawahan itu, dikali harga gabah Rp 4.300, dengan pendapatan 5 Ton/Ha maka kerugian petani kurang lebih Rp165 Miliar/panen,” sebutnya.

 

Karena itu, pihaknya mendesak DPRD dan Bupati Wajo untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut dalam waktu yang se-singkat-singkatnya serta mendesak Gubernur Sulsel memberikan perhatian khusus terhadap persoalan tersebut.

 

“Apabila tuntutan di atas tidak dapat direalisasikan maka kami akan kembali melakukan aksi demonstrasi,” tegas Abdul Rahim.

 

Ambo Asse, salah satu nelayan Danau Tempe menambahkan, sejak adanya Bendung Gerak Tempe, para nelayan sangat susah mendapatkan tangkapan ikan karena air tak pernah surut.

 

“Padahal kita ini butuh makan, tapi bukan air yang kami mau dimakan. Melainkan beras dan ikan,” keluhnya.

 

Menanggapi keluhan tersebut, Anggota DPRD Wajo, Ridwan Angka mengatakan, persoalan Bendung Gerak Tempe menjadi kewenangan pemerintah pusat namun begitu dia berjanji akan segera menindaklanjuti lanjuti aspirasi warga.

 

“Saya akan meminta pada pimpinan DPRD untuk segera menindak lanjuti aspirasi ini. Kita akan berjuang bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini,” kata Politisi Golkar ini.

 

Diketahui, Bendung Gerak Tempe yang terdapat di Kelurahan Wiringpalennae Kecamatan Tempe di bangun pada tahun 2010 dan selesai tahun 2012 dengan total anggaran Rp.147,86 miliar melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Ditjen SDA Kementerian PU.

 

Dikutip dari eppid.pu.go.id, Bendung Gerak Tempe berfungsi membendung aliran air dari Danau Tempe pada musim hujan sebagai pengendali banjir di wilayah hilir Sungai Cenranae dan mempertahankan muka air danau pada musim kemarau pada elevasi tertentu untuk menjaga kontinuitas air irigasi area pertanian dan perikanan.

 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono saat meninjau Bendung Gerak Tempe, Kamis (9/9/2021) lalu, mengatakan Bendung Gerak Tempe merupakan infrastruktur sumber daya air yang membendung aliran sungai Cenranae guna mempertahankan muka air Danau Tempe pada elevasi tertentu agar bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan masyarakat.

 

Dia mengklaim, selain memberikan manfaat di bidang pertanian dan perikanan, juga sebagai penyedia pasokan air baku sebesar 377 liter/detik untuk kebutuhan air PDAM di kota/kabupaten sekitarnya sebanyak 230 liter/detik dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) sebesar 147 liter/detik serta sebagai sarana pariwisata dan transportasi air dari Sungai Cenranae ke Danau Tempe melalui fasilitas pintu navigasi.

 

Bust

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *