Bangunan Rehabilitasi SDN 349 Tellesang Diduga Tidak Sesuai Bistek, Ketua Komite Tidak Terima

Reportika.co.id || Wajo, Sulsel – Harapan Pemerintah Kabupaten Wajo penggunaan DAK (Dana Alokasi Khusus) fisik pada bidang pendidikan secara berkala dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat anggaran.

 

Secara bertahap satuan pendidikan di Wajo mampu memberikan mutu layanan pendidikan optimal dengan sarana prasarana memadai, nyaman, dan ramah anak agar bisa dirasakan manfaatnya oleh peserta didik maupun jajaran satuan pendidikan.

 

Tapi kenyataan dilapangan berbanding terbalik,miris,ada beberapa rehab bangunan sekolah tidak selesai tepat waktu. Sejumlah sekolah masuk kategori kontrak kritis melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) bersumber dari APBD.

 

Seperti halnya pekerjaan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas yang lokasi kegiatan SDN 349 Tellesang, di desa Bau Bau,Kecamatan Pitumpanua,Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.

 

Dimana volume pekerjaan 6 (enam) unit ruang kelas dengan nilai kontrak Rp.730.214.788-, sumber dana APBD 2022.

 

Dalam papan proyek tercatat jelas waktu pelaksanaan 19 Juli 2022 dan batas waktu selesai pekerjaan 15 November 2022 dengan pelaksana CV DANAZTAMA.

 

Selain itu ada juga pekerjaan rehabilitasi sedang/berat ruang kepala sekolah/pimpinan SDN 349 Tellesang, dilokasi yang sama.

 

Dengan nilai kontrak Rp.116.759.000 volume 1(satu) ruang kepala sekolah,yang juga sumber dana APBD 2022.Waktu pelaksanaan mulai 20 Juli 2022 berakhir 16 November 2022 pelaksana CV SATU SEMBILAN BERKARYA.

 

Tiga Lembaga Sosial Masyarakat di Kabupaten Wajo (LPPN RI,LAKI dan JPKP ) setelah mendapat informasi dari masyarakat terkait adanya proyek pembangunan gedung rehat berat sekolah SDN 349 Tellesang di duga bermasalah,langsung menurunkan tim kelokasi melakukan investigasi didampingi sejumlah media online dan cetak.

 

Ketua Komite SDN 349 Tellesang Muh.Nasir saat ditemui dilokasi langsung menyampaikan dan mengeluhkan pekerjaan proyek rehabilitasi sekolah SDN 349 Tellesang belum selesai pekerjaannya hingga batas waktu kontraknya 15 November 2022 yang di kerjakan CV.Danaztama.

 

“Berdasarkan papan informasi seharusnya pekerjaan proyek rehabilitasi SDN 349 Tellesang sudah rampung dan selesai pekerjaannya pada tanggal 15 November 2022.Tapi kenyataanya pekerjaan 6 (enam) unit ruang kelas dengan nilai kontrak Rp.730.214.788-, sumber dana APBD 2022 pertanggal 28 November 2022 baru rampung 70%.Artinya dari enam ruang kelas masih ada dua belum rampung bahkan secara keseluruhan baru proses pengecetan,”ungkap Nasir kepada tim gabungan LSM LAKI, JPKP dan LPPN-RI kabupaten Wajo.

 

Dua ruangan kelas itu masih tahap penimbunan bagian lantai dengan material,belum pemadatan timbunan untuk di pasangi tegel.Karena kalau timbunan lantainya tidak padat lalu di pasangi tegel di pastikan akan terjadi keretakan lantai tegel di kemudian hari karena wilayah ini rawan banjir dan lembab,ujarnya lebih lanjut.

 

Bukan hanya itu, Muhammad Nasir juga menunjukkan ventilasi jendela yang sudah terpasang di duga tidak layak pakai atau rapuh masih dipasang kembali.

 

“Ini pak,ventilasi jendela sudah tidak layak dan lapuk di pasang kembali hanya di timbung cor beton,”ujar Nasir sambil menunjuk ke ventilasi.

 

Lebih parahnya lagi, itu kusen pintunya disambung-sambung pak, dua ruangan itu.Nantinya ketahanannya di khawatirkan tak bertahan lama karan pintu selalu buka tutup,” jelasnya.

 

Jadi harapan kami mewakili masyarakat dan selaku ketua komite SDN 349 Tellesang sangat mengharapkan konsultan proyek ini memperhatikan asas manfaat dan mengganti kusen pintu dan ventilasi sebut.Jangan hanya mengejar keuntungan semata-mata,”tegasnya.

 

Sementara wakil ketua BPD desa Batu Muh.Sukri yang juga hadir sangat menyayangkan pengawasan proyek ratusan juta tersebut dibiarkan di kerja asal asalan.

 

“Kami penerima manfaat merasa kecewa dengan pelaksana rehabilitas sekolah SDN 349 Tellesang masa kontrak pengerjaan rehabilitas sekolah sudah melewati batas waktu, pekerjaan belum selesai.Dan nantinya akan di kerja terburu-buru tanpa memperhatikan asas manfaat kedepan demi anak cucu kita nantinya,”jelasnya dengan nada kecewa.

 

Seharusnya pengawasannya diperketat, tukangnya di tambah untuk mengejar waktu pekerjaannya.

 

“Menurut info kami terima,lantainya dinaikkan 30 cm tapi nampaknya di duga kurang tinggi,ini daerah rawan banjir dan palang atapnya diduga dirubah dari jarak 1 meter menjadi 1.5 meter menurut info dari tukangnya,”ungkapnya.

 

Sementara tukang pekerja yang ditemui mengakui,disuruh pasang kusen ventilasi dan pintu itu kembali walaupun dia akui sudah tidak layak pakai.

 

“Kami hanya disuruh pak pasang ventilasi itu kembali dan kuseng pintu tersebut,”jelasnya singkat saat ditemui lokasi tersebut.

 

Menyikapi keluhan warga Ketua Laskar Anti Korupsi Indonesia kabupaten Wajo Muh Marsose Gala sangat menyĂ yangkan pekerjaan proyek SDN 349 Tellesang diduga tidak dikerjakan sesuai bistek.Dan awal pekerjaan proyek ini kami dapat informasi diduga sering terjadi keributan dengan pekerja dan komite dan masyarakat.

 

“Inikan rehab gedung, bukan bangunan baru. Seharusnya ada koordinasi pihak kontraktor dan pihak penerima manfaat, Bahan yang sudah tidak layak pakai seharusnya di pertimbangkan,”jelas Marsose.

 

“Nantinya kita juga sampaikan kepada dinas terkait dan pengawasan pekerjaan ini dipertayakan,”tuturnya

 

Pantauan media ini mendapatkan pekerja di lokasi ada juga perempuan melakukan pengecatan dinding tembok,apakah proyek ini menggunakan jasa perempuan.

 

Adapun pekerjaan rehabilitasi sedang/berat ruang kepala sekolah/pimpinan SDN 349 Tellesang, dilokasi yang sama dengan nilai kontrak Rp.116.759.000 volume 1(satu) ruang kepala sekolah,yang juga sumber dana APBD 2022 sudah rampung tinggal pemasangan pintu.

 

Dihubungi secara terpisah kontraktor pelaksana proyek ini mengakui pekerjaannya terlambat saat dihubungi melalui WhatsApp pribadinya.

 

“Saya pribadi sangat mengharapakan cepat selesai,kemarin terkendala dengan masyarakat yang melarang lewati jembatan,akhirnya kami duduk bersama dan saya tambah kayu penahannya,”jelas Andi Riyanti

 

“Andi Riyanti juga mengakui …saya bantu teman kerjakan kerjaannya….itu punya bu dian…pengawasnya ibu Anty Mardia,” katanya.

 

Saat disampaikan harapan masyarakat dan ketua komite kusen pintu dan kusen fentilasi di ganti.

 

“Besok saya sampaikan pak,cuma mengingat lagi waktunya kalau kusengnya dulu itu di carikan kayu begitu susah…..kuat itu kayu x pak …katax tukang nanti bgus itu ..kcuali pintu mmng kami akn pertimbangkn ..krn baru ku sruh cari pintux di.mn di simpn pihk sekolah pak. inshaAllah habis sy sosialosasi di rutan besok …kmngkinan sy ke lokasi lg pak ,”jawabnya melalui Whatssap.

 

“justru itu yg kami permasalahan kemarin karena semua seng hasil bongkaran hilang di lokasi sementara kami harus laporkan ke dinas.td saya sdh chat tukang di.mn semua pintu yg sudah di bongkar,”tutupnya

 

Bust

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *