Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Wilayah Morowali menjadi kawasan investasi, sepenggal kesan dialami awak media ketika ingin melakukan peliputan, sisi lain dari prospek dratisnya peningkatan ekonomi dan perkembangan perusahaan.
Sebelum melakukan peliputan, awak media memintah izin kepada Bupati akan memberitakan pengembangan destinasi wisata wilayah termasuk kultur budaya dan bentuk program perberdayaan terhadap warga yang berada dikepulauan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah morowali.
Bupati Kabupaten Morowali Drs. Taslim merespon serta memberikan tanggapan yang baik, mempersilahkan awak media untuk melakukan peliputan, lalu
Menyatakan sangat berterima kasih bila Morowali mendapat perhatian khusus dari semua kalangan termasuk media yang ikut serta berkolaborasi bersama membangun program Pemerintah melalui pemberitaan, ia juga berharap agar setiap bentuk berita yang di sajikan ke publik searah proses pelaksanaan kemajuan Morowali yang tertuang dalam visi misi “Morowali sejahtera bersama”
Dialog yang berdurasi kurang lebih 10 menit itu Awak media juga meminta izin untuk melakukan konfirmasi peliputan kesejumlah instansi terkait prodak program dimasing-masing OPD, SKPD, Pemerintah Desa, agar terpublikasikan.
“Silahkan, hal tersebut sesuai dengan pedoman program keterbukaan informasi publik,”Papar Taslim, mempersilahkan.
Pemimpin Daerah yang sangat memahami hadirnya Media sebagai sarana publikasi dan kontrol sosial, dalam pelaksanaan program pembangunan memberikan informasi yang berimbang. kemitraan yang dibangun Oleh Bupati tentu menjadi harapan oleh semua kalangan, agar sejumlah Aparatur Pemerintah dibawah naungan kepemimpinan bupati akan ikut melakukan hal yang sama.
Namun harapan tersebut berbeda, serta sedikit menggelitik dan lucu, sikap respon perhatian serta faham terhadap awak media oleh beberapa orang Kepala atau Pimpinan OPD/SKPD Pemkab Morowali termasuk Camat maupun Pemdes, tidak menyamai karakter Bupati saat awak media menjadi tamu.
Pasalnya entah memang belum memahami UU Pers dan Fungsi Keterbukaan informasi atau memang enggan memberikan keterangan terkait program kerja, sangat disayangkan bentuk itikhad pelayanan itu ataukah memang lagi problem dilemah untuk memberikan informasi.
ironisnya, ada beberapa orang pimpinan (sengaja nama dan kantornya tidak disebutkan) hendak ditemui Awak Media (AM)
Hal itu Bermula saat AM izin bertanya kepada staf jaga penerima tamu, lalu staf berkata sabar ya tunggu sebentar, setelah beberapa saat kemudian datanglah staf itu dan lalu berkata jika pimpinannya tidak bisa diganggu.
“Pimpinan kami belum bisa diganggu, masih banyak yang ditanda tangan dan diselesaikan, bisa kembali lagi esok hari. Begitu keesokan harinya jawaban yang sama dilontarkan,” Jawab staff tersebut seolah luar biasa tugas yang diemban sang pimpinan, melebihi fungsi tugas Bupati, 100 persen berbedah cara pelayanan yang diberikan kepada tamu.
Faktanya jika bertemu Bupati lebih mudah mendapatkan pelayanan, aspri Bupati bersikap ramah sopan bahkan langsung mempersilahkan masuk keruangan Bupati, pengamatan AM setiap tamu yang datang menemui Bupati semua terlayani dengan baik
Nah, hal itulah yang diingkan oleh sejumlah tamu dan masyarakat bukan pemimpin yang memilah memilih malah adalagi yang lucu menyatakan mohon maaf ya masih ada tamu khusus. maaf tidak bisa membantu karena belum ada pencairan dana, gaji belum diterima, ajaib memangnya AM bukan tamu, lakukan konfirmasi harus meminta gaji atau kuncuran dana program. Jelas-jelas dalam aturan penggunaan anggaran yang dikeluarkan oleh pengelolah program tidak sesuai bentuk pengeluaran maka akan menjadi temuan.
Nah kenapa AM mau minta, prinsip serta argument yang keliru menilai AM, alergi atau memang tak boleh dipublikasikan. Ini akan menjadi tanda tanya.
mesti diketahui dan difahami untuk apa Pemerintah Pusat terbitkan UU Pers serta Fungsi Keterbukaan informasi Publik media merupakan mitra pilar pemerintah dalam pembangunan, penyajian berita yang konflit berimbang sesuai fakta dilapangan akan memberikan dampak positif bagi pelaksana program bakal melahirkan miliaran bahkan triliun.
Darman