Abd. Majid Syamsudin : Pahami Tupoksi, Realisasikan Janji Setelah Terpilih

Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – ditengah gencar-gencarnya sejumlah Caleg mencitrakan diri, hingga tak mengenal medan alias wilayah, entah itu di pelosok daerah maupun di penghujung kepulauan, senandung dan ragam serta trik dan strategi diluncurkan dalam mendulang suara.

Tak hanya itu, dari mulai strategi hingga janji, tenaga dan finansial juga jelas terkuras saat memasuki masa kampanye dan safari politik.

Namun, satu keunikan dan lain tipe dapat dikata ciri khas sendiri,
Mulai dari cara berpakaian, berdialog dengan warga tentang menanggapi dampak sosial, santun dalam ucapan, lugas memerhatikan kondisi wilayah, namun perlu diketahui Ia juga dikata sosok yang tegas, makanya dikenal sebagai Tokoh masyarakat yang tidak mau dipegang Kepalanya.

Sosok yang dimaksud yakni Seorang Caleg dari Partai PDI nomor Urut 02 Abd. Majid Syamsudin, S.Pdi yang merupakan salah seorang mantan Kepala Desa Bahodopi yang menjabat selama 3 Periode, Tentu saja dengan modal pengalamanya selama menggeluti kades selama 3 periode tersebut sudah barang tentu Majid telah mengetahui persis asam garamnya politik.

Cara kerja serta kinerja seorang anggota DPRD telah dipahaminya, sejak dirinya masih duduk sebagai Kepala Desa Bahodopi. Mengingat banyaknya anggota DPRD yang singgah di Desanya, maupun sekedar kenal dan berkomunikasi dengannya.

“Kalau berbicara soal fungsi Wakil Rakyat, janganlah berfikir hanya setengah, namun harus berfikir panjang atau berprinsip kedaerahan saja, apalagi hanya untuk kepetingan semata, ketika hal tersebut terjadi maka Tidak diragukan lagi. Memungkinkan melahirkan nepotisme, alih-alih menginginkan jasa dari yang dilakukan, Nah hal itulah yang saya hindari yakni hindari nepotisme dan jasa,” ucap Abd Majid.

“Seorang keterwakilan yang dipilih tentu akan memperhatikan setiap basis atau warga yang memilihnya, bukan menafikan atau menutup mata seakan tidak mengetahui apa yang dibutuhkan warga lain, yang juga wajib untuk diperjuangan aspirasi masyarakat, tetapi jika ada keterwakilan yang tidak memahami regulasi DPRD kemungkinan karakter kedaerahan dan tidak faham yang dialami,” Papar Majid

“Mengingat ke belakang saat saya jadi Kepala Desa selama tiga periode, sering memasukan usulan Ke Dewan namun toh sampai berakhir saya menjabat, belum terjawab usulan-usulan itu, belum jua terealisasi. Oleh karena itu, dengan tekad agar ada yang dapat menjadi keterwakilan, sesuai yang dinginkan warga maka saya ikut bertarung pada pencalegan mendatang, keputusan yang saya ambil adalah tekad kuat saya kenapa saya masuk Caleg menggunakan Partai PDI, saya yakin kedepan PDI akan mendapat Kursi, Walaupun sebelumnya belum ada kursi di DPRD Morowali
Pernyataan ini sudah dua kali saya katakan dalam pemberitaan,” Terangnya.

“Melihat apa yang terjadi selama ini sudah benar kah, regulasi dilakukan oleh sebagian keterwakilan yang telah terpilih, ini tanda tanya, kata Majid dengan Tegas transparansi serta loyal kepada yang memberikan hak suara itu wajib. Bukan mengabaikan, itulah jangan selalu berpikiran kedaerahan kapan mau lebih berkembang lagi daerah ini
Walaupun kepala saya tidak mau dipegang, berbicara senior mau tidak mau saya harus loyal, Karena yang namanya jasa 1000 meter sama dengan 1 meter, intinya kedepan ketika saya dipercayakan masyarakat menjadi keterwakilan, saya bekerja sesuai aturan, jujur saya katakan keinginan saya diujung perjuangan nanti ujung wilayah timur atau selatan wilayah Morowali ini khususnya Bahodopi menjadi wilayah yang berdiri sendiri, karena melihat wilayah Morowali, jangan menutup mata sebelah melihat Morowali harus gunakan 2 mata, agar warga yang berhak mendapatkan haknya harus yang layak diberikan jangan memilih atau memilih, sehingga anak-anak serta warga bisa kenyang bersama dan sehat bersama,” Tandas Majid dengan wajah yang haru.

Darman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *