Reportika.co.id || Subang Jabar – Untuk dunia pendidikan wilayah Kabupaten Subang berkembang pesat didalam struktur program pendidikan, sarana dan prasarana tiap tahun nya anggaran selalu turun.
Tetapi disisi lain masih saja sekolah meminta sumbangan dari wali murid ,Salah satu wali murid mengeluhkan pungutan sumbangan untuk pembangunan pagar dan beli tower air di SD Negri Karang Taruna Dusun Warung Nangka Desa Ciasem Baru Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang, senilai Rp. 50 ribu hal ini diinformasikan kepada awak media, Jum,at ( 10/02/23 ).
“Saya orang yang tidak mampu, untuk membayar biaya pemagaran dan pembelian tower air dibebankan ke saya sebagai orang tua murid, saya sebenarnya keberatan. Tapi ya mau bilang apa semua orang tua murid pada menyumbang, sebetulnya kan gak boleh ya pak?, sumbangan dibebankan ke orang tua murid, apalagi saya masyarakat yang biasa yang tidak mampu dan tidak punya keberanian untuk mengatakan tidak setuju,” Katanya
“Kalau sekolah mau bagus dan rapih ya sudah bereskan saja oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, sekolah mau rapih dan enak di pandang kenapa harus membebankan wali murid, silahkan mencari sumber dana dari mana saja, jangan dibebankan ke orang tua murid. Apa- apa dibebankan atau meminta sumbangan ke orang tua murid, pasti nanti juga ada lagi minta sumbangan,” Ucapnya
Semetara itu Kepala Sekolah, Ketika di Konfirmasi mengenai kebenaran Informasi tersebut, menyebutkan jika permasalahan sumbangan sudah diserahkan ke Komite
“Hal sumbangan tanya saja ke komite sekolah, karena perencanaan dan pelaksanaan pembangunan itu diserahkan ke komite,” Cetus Kepala Sekolah
“Saya sebagai Kepala Sekolah ucapkan terima kasih kepada komite dan orang tua murid yang telah membangun sekolah ini, melalui sumbangan sehingga sekolah Karang Taruna bisa membuat pagar dan punya tower air, semoga atas sumbangannya di balas oleh Alloh swt,” Ujar KepSek
“Awalnya dari penjualan pohon Jati dan melihat sekolah ini kurang layak tidak punya pagar sekolah, timbulah inisiatip komite dan orang tua murid merumuskan hasil penjualan pohon tersebut untuk dibangunkan pagar sekolah, tapi dengan uang Rp. 2,5 juta hasil penjualan pohon jati tidak cukup, ahirnya musyawarah dengan wali murid dan disepakati hasilnya setuju untuk menyumbang Rp. 35 ribu x 80 orang tua murid dari 90 orang murid, karena dianggarkan pagar tersebut Rp. 5 juta,” Pungkas Yayah, Komite Sekolah Tersebut.
“Setelah pembangunan pemagaran 90 persen, orang tua menginginkan sarana air untuk beli tower air beserta paralonnya, karena masa kalau ingin kencing harus dibelakang sekolah, akhirnya setuju dikenakan Rp.15 ribu x 80 orang tua murid, jadi intinya usulan- usulan tersebut datang dari orang tua murid,” Ujar Ketua Komite
“Masalah anggaran kurang ya kurang, segitu juga dikerjakan oleh saya sendiri sebagai Wakil Komite dan kebetulan anak saya sekolah di sini, saya tidak menuntut upah kerja yang penting sekolah ini rapih dan bersih layak seperti sekolah yang lain, pagar yang dibangun panjang 12 meter tinggi 1 meter dari GRC,” Pungkas Iban, Wakil Komite
(Winata)