Derita Penyakit Sel Darah Atau Kangker, Ernest Hansel Meshach Butuh Bantuan Donatur

Reportika.co.id || Kabupaten Bekasi – Pada hari Selasa beberapa awak media mengunjungi Ernest Hansel Meshach (5th), putra tunggal Jessy Gunawan (28th) setahun terakhir di diagnosa menderita penyakit sel darah/kanker Darah di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

 

Warga Dusun Wirakarya Rt. 02/06 Desa Cikampek Utara Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang, ini tengah kesulitan perihal biaya yang belum terduga dalam memperoleh perawatan dan pengobatan. Selasa 15.11.2022.

 

Ernest menderita penyakit keganasan darah Langka, yang pengobatan dan perawatan nya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit

 

“Sepenggal paparan dr Nur melani Sari Sp.A(k) M.Kes Sub.Hemato-ankologi adalah dokter yang menangani, menjelaskan kondisi terakhir Ernest dihadapan awak media dan Jessy selaku ibu tunggal yang saat ini sudah tidak lagi bekerja (pengangguran).

 

“Saya sudah sejak juni 2021 jadi pengangguran, dan Ernest menjalani pengobatan sejak Nopember 2021, sebelumnya kami tidak menggunakan BPJS, Ernest Pasien Anak dengan pola bayar umum, namun karena panjang dan mahalnya biaya pengobatan baru sekitar 4 bulan lalu kami mengikuti program BPJS Mandiri, setelah seluruh perbekalan dan keuangan kami sekeluarga benar – benar tidak baik,” ungkap janda satu anak itu sendu

 

“Sejak Nopember Ernest sudah keluar masuk beberapa rumah sakit diantaranya RS. Siloam Purwakarta, RSUD Karawang dan beberapa klinik atau RS.Swasta lainnya di karawang, baru sekitar bulan Mei dalam pengobatan RSHS ini, namun di rawat intens atau menginap disini baru sejak awal oktober 2022 dan saya sangat menyesal ikut program BPJS tidak dari awal, mungkin jika dari sebelum sakit tentunya kami tidak akan seterpuruk ini,” ratap sesal Jessy.

 

Di ruang perawatan Kenanga 2 RSHS, Yuly Wilyanawaty selaku salah satu kerabat angkat bicara, kami memohon belasungkawa dan kepedulian masyarakat luas, mohon maaf mulai hari ini kami mencoba mengetuk hati nurani dan memohon bantuannya untuk turut Donasi bagi upaya pengobatan Ernest, karena meski sudah ikut BPJS berbayar mandiri, tapi untuk akomodasi dan kebutuhan sehari-hari serta beberapa hal yang mungkin tidak tercover BPJS dan juga biaya iuran bulanan nya, keluarga sudah tidak mampu lagi.

 

“Kami membuka permohonan Donasi di Bank BJB Karawang dengan No Rekening 0128452249100, atas nama saya yang dengan Nama Tuhan YME itu di peruntukan bagi biaya pengobatan Ernest, dan untuk konfirmasi perihal hal ini silahkan hubungi no 0813-1996-2825,” papar Yuly.

 

Semoga apa yg terjadi pada keluarga Ernest menjadi pembelajaran Positif dan menjadi shareing Edukasi, karena banyak warga negara indonesia yang menganggap kurang pentingnya Berasuransi khususnya program BPJS ini, karena anggapan BPJS kurang manfaat dan atau adanya perlakuan diskriminatif dari pihak RS atau Klinik kesehatan pada peserta BPJS adalah tidak benar,” Tutup Yuly seraya mengakhiri perbincangan.

 

OPEN DONASI untuk ERNEST HANSEL MESHACH di bank BJB no Rek ; 0128452249100 an Yuly Wilyanawaty

Contak Person : (Ria) 0813-1996-2825.

 

Erik Manalu, Ketua Umum LSM SIRA, sangat prihatin dengan keadaan ananda Ernest Hansel Meshach dengan adanya upaya pihak keluarga untuk buka DONASI.

“Sangat perlu perhatian serius pihak terkait, termasuk Pemerintah Kabupaten Karawang, sebab ananda Ernest berasal dari salah satu Desa di Karawang, maka sudah sepatutnya ada perhatian serius dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Karawang, dan dirujuk dari Rumah Sakit apa sebelum ke Rumah Sakit Ali Sadikin Bandung, mereka semua yang terkait ada perhatian tidak serta pendampingan,bila tidak,artinya tidak peduli dengan warganya sendiri,”Jelas Erik.

“Pastinya, karena ini menyangkut nyawa seorang anak balita (manusia), saya berharap para pihak terkait, dengan turunnya berita ini,segera bersikap serta bertindak, dan bila perlu Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, segera turun tangan,agar jangan karena tidak dapat di back up BPJS, dapat teratasi dengan cara yang lazim serta dapat ditempuh oleh internal para Dinas Kesehatan lintas sektoral,”tandasnya.

Bemo/Ramzi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *