Diculik Atau Hilang, Sabrina Siswi Kelas VI SD 3 Bulan di Tutar Hingga Kini Belum Ditemukan

Reportika.co.id || Polman, Sulbar – Sabrina alias Sabria, seorang gadis lugu yang lahir dari seorang ayah mantan kepala dusun di tanah kelahirannya di Taramanu Tua, gadis lugu Sabrina lahir tanggal 25 Maret 2010 dari pasangan alam Hasan dengan Cicci Rahma, yang merupakan siswa kelas VI salah satu peserta didik di salah satu SD di Taramanu Tua Kecamatan Tubbi Taramanu (Tutar/ Tutallu) Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya sehingga membuat sanak keluarganya khususnya mamanya, Cicci Rahma merasa khawatir lantaran anak simatawayangnya itu, yang hilang tanpa diketahui rombanya sejak hari Senin tanggal 25 Juli 2022.

 

“Oh Tuhan, kembalikanlah anakku dalam keadaan sehat, aku rindu kepada nak dan engkaulah satu- satunya anak gadisku sebagai tumpuan harapanku dan sungguh aku menyesal meninggalkanmu di rumah saudara kandung, yang tidak mampu menjagamu karena terlalu sibuk mencari nafkah untuk kelangsungan penghidupan k anak dan istrinya”, ungkap Cicci Rahma ketika mengawali perbincangannya dengan Wartawan media ini di kediaman salah satu kerabatnya di Segeran Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar, Jumat( 21/10-2022).

 

Cicci Rahma mengisahkan kronologis hilangnya anak simatawayangnya, Sabrina itu. Cicci Rahma mengisahkan, sebelum peristiwa tragedi hilangnya anak simatawayang itu, dirinya menitip anaknya Sabrina kepada kakaknya, Dirman, yang lain bapak dan dirinya bersama anak lelakinya Ridwan berangkat ke Tikke Kabupaten Pasangkayu untuk mengadu nasib mencari pekerjaan guna mempertahankan hidup karena suaminya, Hasan yang sehari- harinya sebagai tukang kayu dan juga sebagai Kadus, telah dipanggil menghadap sang pencipta akibat terjatuh dari atap rumah warga ketika mengerjakan salah satu warga di Petoosan kecamatan Alu.

 

Menurut Cicci Rahma, bersama anaknya Ridwan yang hanya mampu mengenyam pendidikan hingga SD karena keterbatasan biaya mengadu nasib di Tikke Kabupaten Pasangkayu dan bekerja disalah satu pemilik kebun di Tikke, namun dalam perjalanannya, dia dihubungi anak kandungnya, Dirman dimana korban Sabrina tinggal sementara, dibalik teleponnya, jelas Cicci Rahma bahwa anakmu Sabrina tidak ada dirumah, entah kemana sehingga dirinya panik dan bercampu rasa kekhawatiran tentang keselamatan anaknya Sabrina.

 

Sejak hilangnya anaknya Sabrina, pikirannya sudah mulai banyak mempengaruhi dan peristiwa itu, dirinya juga meminta bantuan kepada Kadus, setempat maupun sanak keluarganya yang lain termasuk menghubungi salah seorang anggota LSM untuk minta mendampingi untuk melaporkan anaknya yang hilang sejalan tanggal 25 Juli 2022.

 

Cicci Rahma lebih jauh mengisahkan, setelah dirinya ditemani kedua anaknya, Dirman dan Ridwan menyampaikan peristiwa hilangnya anak simatawayangnya itu, Sabrina kepada kepala dusun ( Kadus), yang juga kerabatnya sendiri dan Kadus menyampaikan bahwa bersedia membantu mencari keberadaan anaknya dan Cicci Rahma meyakini kalau anaknya segera ditemukan berkat bantuan dari Kadus, apalagi kerabatnya sendiri.

 

Dari hari ke hari, Minggu ke Minggu hingga tiga bulan berlalu, tetapi belum membuahkan hasil karena anak simatawayangnya itu, Sabrina belum juga ditemukan.

 

Namun anehnya, kata Cicci Rahma ketika kasus ini mau dilaporkan ke pihak berwajib justru dilarang oleh oknum Kadus itu dan tetap bertahan bahwa nanti dirinya mencari anaknya yang hilang itu.Bahkan lebih aneh lagi, tambah Cicci Rahma, ketika dirinya bersama anaknya mempertanyakan kepada oknum Kadus itu tentang hasil pencariannya bahwa apakah sudah ada tanda-tanda keberadaan anaknya Sabrina tetapi justru kembali memarahi dirinya bersama anaknya, kakak kandung se ibu dari Sabrina, sehingga dirinya bertambah bingun dia harus mengadu kepada siapa, sementara orang dipercayakan sepenuhnya mencari anaknya sulit berkomunikasi dengan baik ketika bertanya perkembangannya, kata Cicci Rahma sedih.

 

Disaat keputusasannya bercampur bingung dan ketakutan, maka dirinya mendatangi kerabatnya di Labasang kecamatan Matakali dengan maksud menenangkan diri sekaligus minta perlindungan tetapi sanak keluarganya itu sibuk dan menyarankan agar menemui sanak keluarganya yang lain yang bisa membantu, maka Cicci Rahma atas petunjuk sanak keluarganya dan menemui Tasdir di Pucaddi kecamatan Loyo dan Cicci Rahma ditemani sanak keluarganya menemui oknum Kadus untuk mempertanyakan sejauhmana perkembangan anaknya Sabrina tetapi justru disambut kurang bersahabat dan untuk menghindari pertumpahan darah, maka Tasdir lebih memilih mengalah dan menemui kerabatnya di Desa Segerang kecamatan Mapilli, Nazaruddin, yang kebetulan memiliki keahlian mampu menerawan sesuatu seperti orang hilang dan dari hasil penerawannya, bahwa anak Sabrina kondisinya masih sehat dan berada disuatu tempat.

 

Dari upaya perjuangan para kerabatnya, sehingga Cicci Rahma mulai legah dan sudah bisa tertawa karena mengetahui kondisi kesehatan anak simatawayangnya, Sabrina sehat dan masih hidup, kata Cicci Rahma saat diwawancari wartawan media ini.

 

Berdasarkan kesepakatan dari para kerabatnya, sehingga hari Senin tanggal 24 Oktober 2022, kasus hilangnya anaknya, Sabrina yang sudah memasuki tiga bulan lebih itu akan melaporkan kehilangan di Mapolres Polewali Mandar.

Sebenarnya kasus ini sudah disampaikan kepada pihak Polsek Tutar satu pekan lalu tetapi pihak Posek Tutar menyarankan kalau kasus dialami hilangnya anaknya itu agar dilaporkan langsung kepada pihak Polres karena pihak Polsek tidak memiliki kewenangan membuat BAP kecuali proses pengaduan awal dan tetap dilanjutkan ke pihak Polres.

 

Keesokan harinya, Cicci Rahma bersama anaknya, Ridwan dan kerabatnya, Tasdir didampingi salah seorang aktivis LSM, Drs. Syahrial menghadap ke Polres dengan maksud melaporkan hal tersebut tetapi pihak Polres menyarankan agar kembali ke pihak Polsek Tutar untuk mempermantap kasus yang akan dilaporkan sebelum diproses di Mapolres Polman.

 

Tetapi berdasarkan hasil kesepakatan para kerabatnya untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara oknum Kadus, yang diduga memperlambat mengulur waktu hingga memasuki tiga bulan agar kasus ini tidak dilaporkan ke pihak berwajib, Cicci Rahma ditemani kerabatnya sudah memiliki tekad bulat, kasus dialami hilangnya anak simatawayangnya, Sabrina sejak tanggal 25 Juli 2022 hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya.

 

“Apapun yang terjadi, haria Senin tanggal 24 Oktober kami akan melaporkan kasus hilangnya ABG Sabrina ke Mapolres Polman dan kalaupun pihak Polres menolak untuk melakukan proses laporan hilangnya anak Sabrina, maka kasus ini kami lanjutkan ke Mapolda Sulbar”, tegas Nazaruddin yang mengaku anggota LSM dan wartawan.

 

Hingga berita ini dilangsir, wartawan media ini belum menerima konfirmasi resmi dari pihak terkait tentang misteri kasus hilangnya seorang gadis yang masih remaja alias ABG, dan media ini terus melakukan investigasi untuk mengungkap aktor yang bakal mengeruk keuntungan dibalik Kasus hilangnya seorang ABG, gadis lugu dari kampung Taramanu Tua Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat-Indonesia, yang hilang seperti ditelan bumi tanpa jejak dan tidak satupun warga maupun kerabat korban mengetahui pasti keberadaannya kecuali hanya berasumsi dan menjadi bola liar, yang berpotensi menimbulkan kriminal, yang mulai viral di sejumlah media online, semoga Kasus ini segera ditangani pihak berwajib, kata sumber media ini yang enggan disebut jati dirinya.

 

Andira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *