BEMNUS SUMUT Tolak Kampanye Hitam dan Penyebaran Berita Hoaks di Sumatera Utara

Reportika.co.id || Medan, Sumut – BEM Nusantara Sumatera Utara yang di Koordinatori Oleh Muhammad Sardani, Selasa(16/07/2024), menyerukan untuk menolak adanya kampanye hitam penyebaran hoaks.

 

“Seruan ini kami lakukan karena merespons adanya aksi dengan tagline “STOP DINASTI POLITIK” di Sumatera Utara,aksi ini dilakukan oleh LSM KALAMSU yang mengklaim bahwasannya aksi tersebut di ikuti oleh ratusan masa,dikutip melalui akun sosial media Medan Headlines News,padahal aksi tersebut diikuti hanya segelintir masa saja,” kata koordinator daerah Muhammad Sardani

 

Menurut Sardani,yang juga merupakan Presiden mahasiswa itu,kampanye hitam mengakibatkan rusak-nya kualitas demokrasi di Sumatera Utara terkhusus di Indonesia.

 

Dalam hal ini, kampanye hitam bisa berupa serangan ke salah satu pihak melalui penyebaran berita bohong atau hoaks, juga wacana yang tidak berdasarkan fakta.

 

Munculnya kampanye hitam dinilai dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan penyelenggaraan Pilkada 2024, sebab dapat menimbulkan reaksi yang tidak tepat dan berlebihan dari masyarakat.

 

“Kampanye hitam tentu sangat memprihatinkan dan berbahaya bagi pembangunan demokrasi ke depan. Sebab, warga masyarkat disuguhi informasi yang menyesatkan sebagai bahan pertimbangan mereka dalam memilih,” ujar Sardani

 

Dalam penyampaiannya, mahasiswa menegaskan keamanan dalam proses Pilkada adalah hal yang penting. Praktik-praktik kampanye hitam tentu merugikan siapa pun yang terkena serangan black campaign. Bagi masyarakat yang awam, khususnya golongan yang menelan mentah-mentah informasi yang berkembang.

 

“Media sosial menjadi wadah penyebaran narasi kebencian. Peran media massa lah yang harus selalu objektif dalam memberikan pemberitaan dan bersikap netral dalam Pilkada 2024,” pungkasnya.

 

Mahasiswa sebagai kaum intelektual, memiliki peran yang signifikan untuk melawan kampanye hitam. Kampanye ini harus diperangi karena berisi narasi provokatif yang menyesatkan pemilih.

Praktik kampanye hitam, lanjut dia, merusak hakikat demokrasi. Mahasiswa pun mesti secara kritis memerangi aksi tersebut lewat berbagai sarana, termasuk media sosial.

 

Rania

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *