Reportika.co.id || Kota Bekasi – Belum selesainya masalah ditengah isu plesir ke pulau Bali, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan membawa sejumlah komisioner KPUD berserta PPK dan PPS Kota Bekasi.
Kepemimpinan Tanti Herawati selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bekasi disoal. Hal itu dikarenakan banyak Kader yang dikeluarkan secara sepihak berdampak disebut Diktator dan Otoriter.
Sekretaris DPD PSI Kota Bekasi, Ifan Setia Gunawan mengungkapkan kalau secara Surat Keputusan (SK) masih aktif. Dirinya coba mengkonfirmasi ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) kalau pemberhentian itu ada tahapannya.
“Kalau kita lihat dari AD-ART Partai, diputuskan oleh Dewan Pembina. Dan itu ada prosesnya, seperti pemanggilan dan sebagainya. Namun faktanya saat ini saya sudah tidak dianggap lagi oleh Ketua DPD PSI Kota Bekasi, Tanti Herawati sejak sebelum masa kampanye Pemilu 2024 dimulai. Dan pemberhentian ini menurut saya Otoriter juga Diktator. Apalagi yang mengeluarkan Surat Pemecatan saya itu dari DPD bukan DPP dan di TTD Plt. Sekretaris,” ungkap Ifan Setia Gunawan, Jum’at (17/05/2024) malam.
Ifan Setia Gunawan menambahkan, SK saya itu yang mengeluarkan DPP, kalau saya dicabut SKnya Ketua, KSB, secara otomatis ikut dicabut, logikanya seperti itu tapi kenyataannya tidak.
“Saya juga tidak tau alasannya apa, tapi saya pernah bertanya langsung kepada Bu Irma Hutabarat sebagai Pengurus DPP, kita itu tidak bisa dipecat jika tidak melanggar pidana dan hal itu tertuang dalam AD-ART Partai. Istilahnya memiliki kesalahan yang berat, tapi sampai saat ini saya bertanya kesalahan saya itu apa? Dan jenis pidana apa yang saya lakukan?,” tegas Ifan seraya bertanya.
Ifan Setia Gunawan pun menyampaikan harapan bahwa dirinya mengaku sangat cinta terhadap PSI. Bahkan mengorbankan waktu untuk PSI dalam membesarkan PSI.
“Harapan saya, bagaimana DPP itu bersikap profesional selayaknya Partai yang mau beranjak besar. Jika ada laporan dari Kader yang sifatnya yang membangun tolong segera dilanjut dan diproses. Karena kami di PSI bukan cari makan, urusan cari makan saya punya pekerjaan lain, tapi bagaimana kami ikut andil membangun Kota Bekasi. Pengen PSI besar dan Indonesia Anti Korupsi dan Korupsi di negeri ini bisa hilang karena saya juga selama ini gerah dengan banyaknya koruptor dan kendaraan yang menurut saya cocok ya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini,” ungkapnya.
Jadi, sambung Ifan, adanya laporan Kader-kader bawah ke DPP agar diproses dengan benar dan detail. Jadikan kami sebagai topik.
“Jadi kami sebagai kader akar rumput yang memiliki suara ke masyarakat dan itu sudah saya buktikan saat maju di Pileg kemarin dari Dapil 5 Kota Bekasi suara saya nomor dua terbesar. Bahkan bisa dibilang saya tidak menggunakan uang karena saya benar-benar merangkul masyarakat,” paparnya.
Awalnya, lanjut Ifan, keharmonisan hubungan saya dengan ketua ada, saya bilang ketua saya ini cukup bijak, saya juga dekat dengan keluarganya.
“Cuma, entah mengapa pada saat menjelang pemilu 2024 kemarin mulai ada gesekan-gesekan. Yang namanya kita berpartai, berorganisasi, pasti ada cekcok dan kesalahan-kesalahan itu muncul tapi saya tidak pernah merongrong partai apalagi yang bening dengan pidana. Bahkan memanfaatkan partai untuk kepentingan saya pribadi tidak pernah saya lakukan tapi kenapa saya bisa diberhentikan sepihak,” pungkasnya.
Sule