Reportika.co.id || Majene, Sulbar – Akibat pasokan air bersih menghilang, warga di dua wilayah dalam Kabupaten Majene, yakni Kecamatan Banggae dan Banggae Timur Kota Majene, sejak awal tahun 2024 hingga sekarang menjerit, lantaran pasokan air bersih dikelola PDAM Tirta Mandar, Majene terkesan tidak mampu memberi pelayanan air bersih secara maksimal.
Hal itu lantaran Obaga di Desa Pamboborang Kecamatan Banggae dan Mage puawan di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene provinsi Sulawesi Barat debet Airnya mengalami penuruan cukup signifikan akibat musim hujan tidak mampu membuat lokasi sumber air yg dikelola PDAM Tirta mandar Majene utamanya pada musim.
Kemarau yang masih melanda sebagian besar Provinsi Sulbar khususnya wilayah Kabupaten Majene, intensitas air hujan masih kecil.
Peristiwa kurangnya pasokan air bersih dari PDAM Tirta mandar – Majene sejak rusaknya mesin pompa air di Galung Tuluk di Kecamatan Tinambung yang merupakan Kabupaten tetangga Kabupaten Polewali Mandar bagian Timur provinsi Sulbar.
Mesin pompa air suplai Air bersih yg dikelola PDAM Tirta mandar Majene dan merupakan sumber Air bersih dikelola PDAM Tirta mandar Majene untuk dikonsumsi warga Kota Majene, bahkan mesin pompa air rusak dan dibiarkan karena hanyut akibat banjir bandang yang terjadi tahun di tahun 2023 lalu, hingga sekarang tampaknya Pemkab Majene belum ada upaya secara serius menangani masalah air bersih walaupun warga di pemukiman BTN Linomaloga dan perum Lembang Permatasari dan perumahan Talumung Kelurahan Tandem Timur Kecamatan Banggae Timur pengguna air bersih menjerit kekurangan air bersih yg disuplay PDAM Tirta mandar maju.
Direktur PDAM Tirta Mandar Majene, Ir.Arlin Aras, dalam suatu kesempatan ketika bincang-bincang Jurnalis Reportika.co.id, menyatakan mesin pompa air di Galung Tuluk Kecamatan Tinambung kabupaten Polewali Mandar sejak hanyut terkena banjir bandang di tahun 2023.
“Sesungguhnya dana dibutuhkan untuk memperbaiki mesin Pompa air bersih itu sebanyak Rp 2 miliar, tetapi pihaknya tidak memiliki dana sebanyak itu, meski pihaknya berkali- kali menyampaikan masalah ini tetapi Pemda Majene, tidak memiliki anggaran sebanyak itu, bahkan pihaknya terus mencari penyandang dana hingga kementerian PUPR di jakarta dan Balai, tetapi gagal dan akhirnya membiarkan mesin itu karena pengaruh,” kata Arlon.
“Majene memiliki anggaran sebanyak itu, sehingga untuk memberi pelayanan Kesehatan bersih Terpaksa pihaknya mensuplai air dari Obaga juga debet airnya juga terbatas dan tidak mampu melayani ribuan pelanggan secara maksimal dirua wilayah
dalam kota Majene,” kata Arlin Aras.
“Kita tidak bisa berbuat banyak dan maksimal memberi pelanggan air, sedih kepada warga sebagai konsumen tetapi apa daya, biaya untuk perbaikan mesin pompa tidak ada,” pungkas Arlin Aras
Laporan: Andira sulbar