Reportika.co.id || Morowali, Sulteng – Morowali bersinar, Morowali Terang, Salah satu Bentuk program yang digenjot oleh Pemkab Morowali saat ini dibawah kepemimpinan Pj Bupati Morowali Ir. Rahmansyah Ismail.
Kerja sama, Penambahan daya/tegangan jaringan listrik telah terlaksana bahkan saat ini telah dinikmati masyarakat Morowali khususnya yang berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Bumi raya yang memiliki 13 Desa dan Kecamatan Witaponda 9 Desa.
Ketika tersiar kabar tentang penambahan daya/tegangan listrik serta info Morowali bersinar masyarakat setempat sujud syukur karena berfikir tidak lagi terjadi pemadaman yang brutal.
Berjalanya waktu terlaksananya penggunaan jaringan listrik yang berasal dari gardu listrik PLN Kolonodale.
Ternyata impian masyarakat berganti kesan kesal bukanya menyoroti pemerintah namun faktual kesan kinerja instansi terkait yang menangani listrik dianggap tidak maksimal. Terjadi pembiaran.
Seperti yang disampaikan Kepala Desa Ungkaiya Kecamatan Witaponda, H Jufra, menurutnya, Janji tinggal janji bukanya stabil penerangan listrik malah semakin parah, pemadaman tidak bisa terbendung hampir setiap hari, bahkan dalam satu hari sampai 3 kali mati lampu.
“Untuk itu melalui informasi publik ini kami berharap kepada pemerintah Kabupaten ataupun yang menangani kelistrikan sesegera mungkin memerhatikan pemadaman yang terjadi di wilayah kami, mengingat khususnya umat muslim tinggal menghitung hari menjalankan ibadah puasa,” pintanya.
“Menyedihkan bila warga yang sedang beribadah tiba tiba mati lampu. Tentu bukan hal itu yang dinginkan.
Olehnya kami sangat berharap agar pemadaman listrik segera tertangani. sambil berkata memberi pesan, perlu diketahui Ting listrik yang saat ini terlihat berdiri tegak sebanyak 20 tiang merupakan inisiatif Pemdes Ungkaiya bukan dari PLN,” katanya.
Ditempat terpisah Kepala Desa Emea Kecamatan Witaponda. Moh Kasim, SE. Menyikapi permasalahan pemadaman listrik menurutnya sudah menjadi bahan perbincangan pokok warga setiap harinya.
“Karena banyaknya komponen elektronik warga yang rusak, seperti saat ini terjadi sambil menunjuk lampu terasnya, coba lihat mati lampu lagi, dalam sehari 3 kali terjadi pemadaman. Nah hal ini sama pula yang dirasakan warga yang berada di Desa lain. Selaku Kepala Desa mewakili warga, kami siap berkolaborasi Mecari solusi agar pemadaman tidak terjadi lagi. Pastinya warga dimana yang tidak menginginkan bila program Pemkab Morowali bersinar terang benderang, Sembari mengingatkan bahwa masi ada warganya yang berjumlah 60 KK belum merasakan alat penerangan listrik,” tutupnya.
“Saya sangat bangga terhadap Program Pemerintah saat ini yang dipimpin PJ Bupati Morowali, terlepas dari jaringan listrik, bentuk program pemberdayaan serta program pelaksanaan pembangunan nampak terlihat perubahannya. PJ bupati bergerak cepat tanggap memerhatikan keberadaan warga hal itu yang kami banggakan dari pemimpin,” Tandasnya.
Di Kecamatan Bumi Raya.
Kepala Desa Bahonsuai Mutrafin bersama kepala Desa Pebatoa Arman juga memberikan tanggapan yang sama pemadaman di wilayah Desanya sangat memprihatinkan, Bahkan membuat warga kesal, dalam sehari sampai 4kali terjadi mati lampu. Kebingungan bercampur sinis sudah menyatu, kini kami hanya bisa berharap kepada pemberi kebijakan agar segera Mecari solusi sehingga pemadaman yang tidak beraturan dapat teratasi.
“Untuk itu kami selaku kepala desa mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten atau instansi yang menangani listrik dapat segera memperhatikan pemadaman yang terjadi di wilayah kami. Apalagi ini memasuki bulan puasa, warga membutuhkan normatifnya penerangan bukan stabilnya pemadaman,” Pungkas mutrafin dan Arman
Hal senada juga ditegaskan kepala desa Parilangke kecamatan bumi Raya. Rastan. Disela kesibukannya bersama warga mendirikan tenda di Desa Parilangke.
Menyikapi arus listrik yang saat ini diberlakukan di wilayah Morowali khususnya di Kecamatan Bumi Raya, menurutnya Belum stabil, Lebih banyak mati lampunya dari pada hidupnya..
Pemadaman yang brutal dalam satu hari sampai 4 kali terjadi, saya selaku kepala desa tentu merasa iba melihat warga bila melaksanakan ibadah saat itu pula bertepatan mati lampu, belum lagi tinggal beberapa hari lagi masuk bulan ramadan.
“Pasalnya Pemadaman listrik menjadi kewajiban dengan kata lain mati lampu wajib,” Tukasnya.
“Olehnya, kami mewakili warga Parilangke mengharapkan agar Pemkab tidak menutup mata terhadap pemadaman yang sering terjadi,” Tandasnya
Salah seorang tokoh masyarakat yang kebetulan duduk bersama membahas pemadaman lampu menambahkan, kami warga merasa heran dengan pihak PLN sudah beberapa kali warga komplain ke pihak PLN. Malah hanya jawaban daya nya belum memadai tetapi pemasangan kilometer listrik terus dilakukan pemasangan sudah barang tentu ini PR buat pemerintah ada apa.
“Pemasangan Kilometer terus digenjot pemasangannya. Mati Lampu pun tidak terbendung,” Pungkas warga.
Darman