Johanes : Sisa Waktu 10 Minggu, Progres Baru 30 Persen

Reportika.co id || Kabupaten Bekasi – Pelaksanaan Pekerjaan P3TGAI di Desa Lenggah Jaya sepi dengan pekerja, nampak lokasi kerja seperti terbengkalai, dugaan sementara terjadi permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan di internal P3A Tani Mandiri Sukses yang berdomisili di Desa Lenggah Jaya.

Menurut pantauan awak Media menemukan data lokasi kegiatan ini agak terpencil karena mungkin agak sulit menemukan titik lokasi untuk pekerjaan pelaksanaan Program Peningkatan Jaringan Irigasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC). Sehingga kuatnya dugaan kalau proyek tersebut mengalami terindikasi fiktif dan mangkrak.

Untuk menguatkan dugaan tersebut awak media menggali informasi melalui Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), Johanes dijelaskannya bahwa pekerjaan itu tidak fiktif karena yang dikatakan fiktif yaitu ketika anggaran sudah turun tapi pekerjaan fisik tidak ada dan muncul dalam laporan kalau sudah dikerjakan ternyata tidak ada maka itu lah yang disebutkan dengan fiktif.

“Klo rekan – rekan bisa menemukan lokasi pekerjaan berarti programnya tidak fiktif, saya berharap agar rekan-rekan media yang berfungsi sebagai sosial kontrol sebelum membuat atau menyampaikan berita harus berdasarkan kajian yaitu fakta lapangan. Seperti yang diberitakan oleh salah satu media online pada tanggal 13 Juni 2023 dengan narasi “saat dikonfirmasi awak media pekerja yang enggan disebutkan namanya di lokasi kegiatan” narasi ini jelas sekali maknanya bahwa awak media datang di lokasi padahal pada tanggal 13 Juni 2023 saya sebagai TPM, Tim P3A Tani Mandiri Sukses, KMB diwakili Pa Chandra dan Pa Dede Serta dari Tim Desa Lenggah Jaya berada di lokasi pekerjaan membahas permasalahan yang terjadi,” ujar Johanes ketika dikonfirmasi via telepon oleh awak media pada jam 14.50 WIB (14/06/2023).

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa penyampaian berita kepada masyarakat diutamakan kaidah 5W1H tujuannya agar berita itu tidak bersifat opini yang menimbulkan multitafsir, hal ini saya katakan karena tanggal 13 Juni 2023 memang ada pemeriksaan dari tim balai sehingga aktivitas pekerjaan tidak berjalan.

“Saya minta media menyuguhkan informasi berdasarkan fakta, tentunya yaitu dengan pegang teguh prinsip kaidah 5W1H dalam penulisan berita sehingga tidak multitafsir oleh masyarakat,” tegasnya.

Sambungnya bahwa pekerjaan memang mengalami kendala tapi bukan dinegasikan proyek fiktif seolah-olah tidak ada proyek atau bangunan fisiknya. Permasalahan itu sifatnya situasional karena kondisi tempat langsiran dan bangunan jaraknya kurang lebih 700 meter artinya sangat jauh sekali sehingga jelas berpengaruh pada kecepatan dan waktu pekerjaannya.

“Saya tidak menampik jika pekerjaan itu saat ini mengalami kendala akan tetapi bukan fiksi ya, kendalanya saya jelaskan bahwa jarak dari langsiran ke lokasi pekerjaan itu kurang lebih 700 meter dan itu sangat jauh dan pasti sangat berpengaruh pada aspek kecepatan dan ketepatan waktu pekerjaan. Kalau ditanyakan kenapa memilih lokasi tersebut jika memang sangat sulit dari segi akses ?, jawaban saya adalah yang memilih lokasi adalah P3A karena lokasi itu dianggap layak untuk dibangunkan irigasi,” imbuhnya.

Ketika ditanya terkait dengan progres bangunan yang sudah terbangun, Ia menjelaskannya bahwa bangunan sudah terealisasi 30% artinya masih kurang 70% dengan sisa waktu yang ditentukan 10 minggu lagi.

“Progres pekerjaan kurang 70% lagi dengan sisa waktu 10 Minggu lagi, saya optimis pekerjaan selesai tepat waktu, terkait penentuan lokasi Menurut saya pribadi sih wajar saja, jika dikerjakan menggunakan APBD mungkin beberapa pengusaha agak keberatan, karena terkait persaingan harga ternyata akses ke lokasi pekerjaannya ZONK,” tutupnya.

Sampai saat ini Ketua P3A dan Tim P3A sulit dihubungi sampai berita ini diterbitkan.

(Gr/Sule).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *