Reportika.co.id || Kota Bekasi – Kementrian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dalam mendukung Ketahanan Pangan di Tahun 2023 ini kembali melanjutkan Program P3-TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi) kegiatan ini bersifat padat Karya di Pertengahan Tahun 2023 ini.
Diantaranya meliputi kegiatan perbaikan jaringan irigasi, rehabilitasi jaringan irigasi dan peningkatan jaringan irigasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja layanan irigasi. Akan tetapi keterbukaan informasi publik berdasarkan UU KIP No.14 tahun 2008 salah satunya terkait dengan papan proyek di Desa Sindangsari tidak melampirkan Panjang Pelaksanaan Pekerjaan.
Saat diminta keterangan awak media Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), Johan Menjelaskan bahwa Penggunaan dana Nilai Rp. 195.000.000 Rencana Biaya disusun oleh tim, hanya saja untuk meminta keterangan lebih lanjut perlu adanya surat resmi, agar dibalas dengan surat resmi, saya saja kuliah teknik buat skripsi minta data curah hujan pakai surat resmi.
“Penggunaan dana Nilai Rp. 195.000.000 Rencana Biaya disusun oleh tim, untuk meminta keterangan lebih lanjut perlu adanya surat resmi, agar dibalas dengan surat resmi, saya saja kuliah teknik buat skripsi minta data curah hujan pakai surat resmi,” ujar Johan sebagai TPM ketika dimintai keterangannya (03/06/2023).
Ia pun menjelaskan agar rekan media bisa mengakses lewat website terkait dengan volume pekerjaan terkait dengan biaya per kegiatan seperti biaya pasang batu kali, biaya galian, dan biaya lansirannya berapa itu bisa dilihat oleh awak media sebagai keterbukaan informasi publik dan untuk mengetahui jumlah nilai bantuan pembangunan irigasi tersebut.
“Harusnya rekan media bisa cek ke situs Lelang LKPP / E-Katalog Kabupaten Bekasi berapa biaya pasangan batu kali, biaya galian, biaya langsiran, dan sebagainya. Semua informasi sudah terbuka, kalau kedepannya dengan nilai tersebut menurut rekan media menyatakan volumenya kurang, baru kita bisa lakukan konsolidasi perlu penambahan berapa panjang. Karena ini bangunan sederhana tidak ada istilah kegagalan konstruksi, dan semua orang bisa menghitungnya,” pintanya.
“Kondisi Tanah pada area persawahan umumnya sudah jenuh air. Sehingga untuk mensiasati hal tersebut, maka kami membuat adukan kering sebagai Lantai kerja, dan fokus pada pondasi pasangan batu, karena jika pasangan batu langsung ditinggikan khawatir Adukan belom kering dan ada aktifitas kisdam dan pengurangan debit air menimbulkan pergeseran material akibat beban aksial pada pasangan batu yang telah ditinggikan, jadi kami fokus dulu pada pondasi pasangan batu, mengenai merk semen tidak menentukan kualitas campuran selama masih SNI boleh saja dipakai, yang penting komposisinya, karena fungsi campuran hanya sebagai pengisi celah yang melekatkan batu satu dengan batu yang lain, dalam Bahasa teknik namanya Siar ketebalannya 1 – 3 cm, jadi kekuatan utama pasangan batu ada pada batu dan komposisi campurannya bukan merk semennya,” sambungnya.
Awak media pun telah mencoba mengkonfirmasi Tim P3A Makmur Tani, Erdo menjelaskan pembangunan irigasi ini dipantau dan diawasi oleh pihak BBWS melalui TPM yang ditunjuk oleh BBWS.
“Program ini dipantau oleh pihak BBWS Melalui Konsultan dan TPM, dengan adanya program ini kami berterimakasih kepada pihak BBWS Citarum, mengenai hal teknis dapat ditanyakan langsung ke Johan selaku pendamping, karena tpm kan orang yang memberikan instruksi ke kami,” tegas Erdo selaku ketua P3A Makmur Tani.
(Sule).