Reportika.co.id || Palas, Lampung Selatan – Berdasarkan laporan warga Produksi pembuatan arang yang terbuat dari bahan tempurung (batok) kelapa yang terletak di perbatasan Dusun Talang Panjang, Desa Kalirejo, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, ditutup oleh Satpol-PP pada Senin, 1/8/2022.
Setelah diketahui pemilik produksi pembuatan arang itu belum memiliki administrasi kelengkapan perizinan, baik izin lingkungan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup hingga Surat Izin Usaha Perdagangan.
Kasi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Palas, Turhamun mengatakan setelah mendapatkan Laporan dan keluhan dari masyarakat yang tinggal di sekitar tempat tersebut, pihaknya terjun langsung ke lokasi pembuatan arang batok kelapa.
“Kami ke lokasi, memang saat itu sedang tidak ada aktivitas pembuatan arang batok kelapa. Soalnya, berdasarkan informasi dari masyarakat, aktivitas mereka pada malam hari,” Katanya.
Bukan hanya itu Turhamun, pihaknya juga langsung melakukan mediasi bersama Pemerintah Desa Kalirejo dan Pemilik Produksi pembuatan arang tersebut. Hasil mediasi itu disepakati bahwa aktivitas produksi pembuatan arang batok kelapa dihentikan.
“Kami minta aktivitas pembuatan arang batok itu dihentikan. Sebab, pemiliknya sama sekali belum mengantongi izin, seperti izin lingkungan, Amdal dan Izin Usaha,” Ungkapnya
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Kalirejo, Budiyono, yang mengaku pihaknya sepakat aktivitas pembuatan arang dihentikan total. Sebab, aktivitas tersebut sudah membuat masyarakat sekitarnya resah.
“Harus dihentikan total karena belum ada sama sekali izin, Dengan aktivitas itu masyarakat Dusun Talang Panjang merasa resah karena asap tebal yang dikeluarkan dari produksi pembuatan arang batok itu,” Paparnya
Sebelumnya, Masyarakat setempat meminta Pemerintah Desa dan Kecamatan bertindak tegas terhadap aktivitas yang menimbulkan asap tebal masuk ke pemukiman penduduk.
Menurut Edi Amirudin, warga Dusun Talang Panjang, yang sempat mengalami sesak nafas karena adanya asap yang diduga berasal dari pembuatan arang batok kelapa tersebut, Ia berharap ada solusi dari pihak Pemerintah Desa dan Kecamatan.
“Tadi malam pemukiman penduduk di Dusun kami kembali dikerubungi asap tebal yang diduga berasal dari pembuatan arang batok kelapa itu. Aktifitas itu membuat saya sesak nafas,” Tutupnya.
Made.